Pixel Codejatimnow.com

Sarang Sindikat Hacker Pembobol Kartu Kredit di Surabaya Digerebek

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Direskrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan menunjukkan barang bukti yang disita dari sarang sindikat hacker pembobol kartu kredit di Surabaya
Direskrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan menunjukkan barang bukti yang disita dari sarang sindikat hacker pembobol kartu kredit di Surabaya

jatimnow.com - Sebuah rumah toko (ruko) yang dijadikan tempat praktik para hacker membobol kartu kredit digerebek polisi, Selasa (3/12/2019) siang. Ruko itu berada di Jalan Balongsari Tama Blok C-1, Surabaya.

Penggerebakan itu dilakukan Tim Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim. Selain menyita belasan perangkat komputer, tim ini juga mengamankan 18 orang yang diduga hacker. Mereka disebut mayoritas lulusan sekolah menengah ke atas, yaitu SMK.

Dari penggerebekan tersebut terungkap bila 18 hacker itu kesehariannya ditampung di dalam satu mess dan mendapat gaji setiap bulannya sekitar Rp 1 juta.

Hendro salah satu hacker mengaku, setiap orang mempunyai peran masing-masing, mulai dari pembeli domain, spammer, develop akun hingga eksekutor yang mencuri data kartu kredit milik nasabah bank. Dalam sindikat ini, Hendro hanya bertugas sebagai develop akun atau pembuat akun yang menunjang kinerja eksekutor untuk membobol kartu kredit.

Proses penggerebekan sarang sindikat hacker pembobol kartu kredit di Balongsari Tama, SurabayaProses penggerebekan sarang sindikat hacker pembobol kartu kredit di Balongsari Tama, Surabaya

Sementara IP akun yang digunakan sengaja menggunakan IP asing, seperti Amerika, Itali dan sebagainya. Sebab apabila menggunakan IP Indonesia, praktik mereka akan mudah terdeteksi dan memerlukan verifikasi nomor handphone (HP).

"Lulus SMK, yang ngajarin bos, bagian developer dari OS sistemnya gitu. Gak dikasih tau, cuman suruh ngerjain, digaji Rp 1 juta, satu hari bisa develop 10 akun," aku Hendro.

Sementara itu, Ketua RW 5 Balongsari, Zaini mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui bila salah satu rumah warganya digunakan untuk tempat beroperasi sekaligus persembunyian para hacker yang bekerja membobol kartu kredit. Setahunya, ruko itu hanya membuka toko kelontong dan ketika malam hari, aktivitas di ruko itu dipenuhi anak muda yang lalu lalang keluar masuk.

Baca juga:
Diduga untuk Cairkan Dana Covid-19, Kasus Pemalsuan Website Dibawa FBI ke AS

"Sebelumnya nggak tau. Nggak tau kalau tempat ini dijadikan sarang hacker, yang tau hanya toko meracang atau keperluan sehari-hari. Di atas nggak tau ada messnya. Kalau anak-anak muda yang tau biasanya malam, kok sepeda motor banyak, tahunya malam, penghuninya nggak pernah laporan ke RW," terang Zaini.

Sarang sindikat hacker pembobol kartu kredit di Balongsari Tama, Surabaya yang digerebek Tim Subdit Siber Direskrimsus Polda Jatim Sarang sindikat hacker pembobol kartu kredit di Balongsari Tama, Surabaya yang digerebek Tim Subdit Siber Direskrimsus Polda Jatim

Terpisah, Direskrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan menjelaskan bila 18 hacker yang diamankan tersebut diduga terlah membobol kartu kredit dan telah mengantongi keuntungan 40.000 Dolar AS atau sekitar Rp 500 juta.

"Tindak pidana menggunakan ITE atau skimming menggunakan kartu kredit untuk melakukan penipuan," ungkap Gidion di Mapolda Jatim.

Baca juga:
Imbau Waspada Kejahatan Siber, Polisi: Contohnya SMS Berisi Tautan Mencurigakan

Dari hasil pemeriksaan sementara, Gidion menyebut bila praktik pembobolan kartu kredit di Balongsari tersebut telah berlangsung selama tiga tahun terakhir. Untuk 18 orang yang diamankan, masih dilakukan pendalaman.

"Kegiatan ini terorganisir dan sudah berjalan tiga tahun. Karena memang basisnya menggunakan ITE jadi jangkauannya banyak, ada hacker," tambah Gidion.

Sindikat ini, lanjut Gidion, menyasar para pemilik kartu kredit di Rusia dan Amerika. Dari lokasi, diamankan dengan barang bukti berupa 23 PC, 29 monitor, 20 HP dan puluhan rekening bank.