Pixel Codejatimnow.com

Golkar Surabaya Rayakan HUT ke 54 Secara Sederhana

Arif Fathoni, Ketua Panitia HUT Partai Golkar
Arif Fathoni, Ketua Panitia HUT Partai Golkar

jatimnow.com - Prihatin terhadap kondisi bangsa yang sedang berduka akibat bencana alam yang mendera, Golkar Surabaya pun memperingati hari ulang tahunnya (HUT) yang ke 54 secara sederhana.

Hal ini disampaikan oleh Arif Fathoni, Ketua Panitia HUT ke 54 Partai Golkar di Surabaya.

Ia mengatakan, kondisi bangsa yang sedang berduka akibat bencana alam inilah yang menjadi keputusan panitia untuk menggelar acara secara sederhana.

"Karena bangsa Indonesia sedang berduka, maka sebagai partai yang berjuang bersama rakyat, kami memahami kepedihan ini dengan menggelar kegiatan yang sederhana, sekaligus berdoa bersama untuk saudara kita yang mengalami musibah bencana alam," ujarnya.

Toni, sapaan akrab Arif Fathoni, menambahkan, kegiatan HUT kali ini juga diisi dengan renungan bersama tentang kegaduhan akibat kontestasi politik yang memanas.

"Kontestasi pemilu harusnya disambut dengan suka cita, bukan dengan cara-cara mengadu domba. Kita punya kewajiban moral mengingatkan semua elemen bangsa, untuk menyudahi segala kegaduhan ini," tegasnya.

Baca juga:
Kampanye Relawan Prabowo-Gibran Gempur 08 Sasar Pelaku UMKM di Tuban

Sementara itu, Ketua Golkar Surabaya, Blegur Prijanggono mengatakan, dalam momen sumpah pemuda tahun 2018 ini, pihaknya berharap, semua elit politik memiliki kesadaran membuat situasi politik menjadi teduh dan tidak menurunkan pernyataan-pernyataan yang memancing kegaduhan.

"Tahun 1928 saat itu, telah terjadi konsensus nasional bahwa adanya kesadaran sebagai sebuah bangsa, yakni lahirnya sumpah pemuda yang menegaskan soal satu bahasa satu tanah air dan satu bangsa Indonesia," paparnya.

Blegur menginstruksikan kepada seluruh caleg Golkar Surabaya, untuk tidak menggunakan cara-cara kampanye negatif dalam meraih tujuan politiknya.

Baca juga:
Bisik Bisik Volume 5, Bakar Semangat Berpolitik Anak Muda di Surabaya

"Terlalu mahal harga yang harus dibayar bangsa ini jika hanya karena urusan pemilu kita harus membenci satu sama lain. Karena apapun pilihan politiknya, kita ini tetaplah satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia," pungkasnya.