Pixel Codejatimnow.com

Harlah ke-70 Pergunu

Khofifah Berharap Guru Adaptif dalam Terapkan Transformasi dan Sistem Digital

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam acara memperingati Harlah ke-70 Pergunu (Foto-foto: Humas Pemprov Jatim)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam acara memperingati Harlah ke-70 Pergunu (Foto-foto: Humas Pemprov Jatim)

Surabaya - Memperingati Harlah ke-70 Persatuan Guru Nadlatul Ulama (Pergunu), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa terimakasihnya kepada guru dan kepala sekolah di seluruh negeri, atas baktinya mencerdaskan bangsa.

Khususnya para guru bagi anak-anak Jawa Timur yang telah berhasil memberikan sumbangsih prestasi akademis membanggakan baik di skala nasional maupun internasional.

Untuk diketahui, dalam tiga tahun berturut-turut, Jatim dapat memetik beragam prestasi akademis. Salah satunya menjadi provinsi dengan jumlah siswa SMA dan SMK paling banyak diterima dalam SNMPTN sejak Tahun 2020 hingga 2022.

"Lima hari lalu diumumkan, sejak Tahun 2020 hingga 2022 Jawa Timur menjadi yang paling banyak jumlahnya untuk anak-anak SMA dan SMK yang lolos dalam SNMPTN. Tidak hanya SNMPTN tapi anak-anak yang memperoleh KIP Kuliah juga jadi yang tertinggi. Kita bisa melihat bahwa proses panjang, kerja keras, ikhtiar, diikuti doa dari panjenengan semua para guru, kepala sekolah sehingga dapat menjadikan Jatim memimpin prestasi di antara 33 provinsi lain," papar Khofifah dalam siaran pers yang diterima redaksi, Sabtu (9/4/2022).

Mantan Menteri Sosial RI ini menegaskan, Jawa Timur pada Tahun 2020 hingga 2021 dapat merebut prestasi kompetisi sains yang sebelumnya dipegang oleh DKI Jakarta selama 18 tahun.

"Dua minggu lalu juga ada kompetisi sains internasional, yang mana Indonesia medapat 5 medali emas, 4 di antaranya merupakan perwakilan dari Jawa Timur. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada guru dan kepala sekolah, siswa serta para orangtua. Tentu terima kasih juga kepada Kadis Pendidikan Jawa Timur," terang dia.

Di Harlah ke-70 Pergunu tersebut, Khofifah memberikan pesan khusus yaitu terkait pentingnya sistem digital bagi para guru. Saat ini perkembangan IT, digitalisasi dan juga modernisasi menjadi hal yang tidak bisa dielakkan.

Oleh sebab itu, para guru dituntut untuk kian adaptif melakukan cara-cara efektif yang melibatkan sistem digital dan teknologi dalam mengajar. Hal itu menjadi kebutuhan agar bisa mencetak generasi yang bisa menjawab tantangan zaman.

"Kami mendorong agar guru-guru di lingkungan Nahdlatul Ulama terus berkontribusi efektif serta mendorong pemanfaatan tranformasi digital secara produktif. Memang tidak mudah, tapi bisa dilakukan bertahap," tegasnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam acara memperingati Harlah ke-70 Pergunu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam acara memperingati Harlah ke-70 Pergunu

Hal itu pula yang dilakukan Pemprov Jatim yang menggunakan transformasi digital dalam banyak aspek dan telah dirasakan memberikan dampak sangat positif. Ia mencotohkan dalam hal penerapan sistem pajak kendaraan bermotor yang sukses mendongkrak pendapatan asli daerah Jatim.

Baca juga:
Merespon Candaan Zulhas soal Salat, Ketum Pergunu: Itu Tidak Mungkin

"Di antaranya yang kita lakukan adalah pemberian diskon dan pemutihan pajak serta pengundian hadiah pajak yang dilakukan melalui digitali sistem, terbukti adanya sistem digital mempermudah dan meningkatkan hasil dari kinerja yang kita lakukan," jelas Khofifah.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Umum PP Pergunu KH. Asep Saifudin Chalim menyampaikan hingga saat ini terdapat 34 pengurus wilayah dan 514 cabang Pergunu secara nasional.

Mengambil tema 'Membangun Manusia Indonesia', Kiai Asep-sapaan akrabnya menyampaikan, Pergunu merupakan salah satu organisasi yang memiliki tanggung jawab untuk menjadikan Indonesia adil dan makmur, terutama guru.

Dikatakannya, hal pertama yang harus dilakukan guru yakni pembentukan keimanan. Kedua, guru harus merealisasi peran keimanan yang dituangkan dalam ketakwaan. Selanjutnya, menurut Kiai Asep guru harus memiliki tanggung jawab yang disertai dengan akhlak yang baik dan terpuji.

"Guru harus memiliki tanggung jawab akademis, menuntaskan semua kurikulum terhadap seluruh siswa. Lalu, tidak lupa menanamkan kecerdasan yang dapat dibentuk melalui faham-faham. Tak hanya itu, yakni tanggung jawab keterampilan melengkapi kemampuan akademis, dan ketujuh ialah kesehatan yang biasanya diberikan kepada guru olahraga. Kedelapan yakni seni, serta kesembilan yakni pembentukan kreatifitas," pesan Kiai Asep.

Baca juga:
Sarasehan Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia Digelar Pergunu Lamongan

Selanjutnya, pengasuh Ponpes Ammanatul Ummah itu menambahkan, hingga saat ini PP Pergunu setiap tahunnya telah memberikan 500 beasiswa kepada kader NU, khususnya guru-guru NU yang tersebut di 34 provinsi di tanah air. Beasiswa tersebut meliputi jenjang sarjana, magister dan doktoral.

Diharapkan, dengan adanya beasiswa tersebut seluruh daerah di Indonesia akan tumbuh guru-guru NU dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdedikasi.

Sebelumnya, pada kesempatan yang sama pula, sebagai salah satu dari rangkaian kegiatan dari Harlah ke-70 Pergunu, diselenggarakan pula Sarasehan yang diisi oleh KH Zawawi Imron dan juga mantan Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu jilid II Dahlan Iskan, dengan mengambil tema 'Membangun Manusia Indonesia', yang merupakan biografi dari KH. Asep Saifudin Chalim, yang juga merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Ketua Umum PP Pergunu Prof KH Asep Saifudin Chalim, Sekjen PP Pergunu Aris Adi Laksono, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarraa, Guru PP Ammanatul Ummah dari Kairo Mesir Syekh Muhammad Ibrahim.

Juga para Kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim, Ketua PW Pergunu Jatim Sururi, beserta lara pengurus PW Pergubu Jatim dan pengurus PC Pergunu Se Jatim, Ketua Dewan Masjid Indonesia sekaligus Ketua Baznas Jatim Mohammad Roziqi dan Imam Besar Masjid Al Akbar Surabaya Prof Dr KH Ridwan Nasir.