Pixel Codejatimnow.com

Pelaku Pembacokan Maut di Kediri Tak Punya Riwayat Gangguan Jiwa

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Bramanta Pamungkas
Nur Kholis, salah satu korban yang selamat dari pembacokan. (Foto: Dedy for jatimnow.com)
Nur Kholis, salah satu korban yang selamat dari pembacokan. (Foto: Dedy for jatimnow.com)

Kediri - Pelaku pembacokan di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Riyanto (35), diketahui tidak memiliki riwayat gangguan jiwa. Hal ini diungkap Nur Kholis (55), salah satu korban selamat dari pembacokan tersebut.

Nur Kholis masih ingat betul peristiwa tragis yang terjadi kemarin siang. Dia melihat pelaku seperti orang kesurupan. Pria yang juga menjabat sebagai ketua RT ini melihat pandangan pelaku yang duduk di Poskamling desa itu kosong. Pelaku lalu mendatangi rumahnya sambil membawa sabit dan langsung melakukan aksi brutalnya.

Beruntung Nur Kholis berhasil menghindari bacokan pelaku. Korban melarikan diri ke rumah mertuanya. Pintu rumah ditutup oleh korban namun pelaku mampu mendobraknya hingga terbuka. Pelaku lalu membacok mertuanya dan meninggal dunia di lokasi kejadian.

"Menurut saya kok seperti orang kesurupan, kalau gila bukan," ujarnya, Selasa (8/3/2022).

Baca Juga: Polisi Periksa Kejiwaan Pria Pembacok 10 Orang di Kediri

Baca juga:
Buron Seminggu, Pelaku Pembacokan di Taman Maramis Probolinggo Ditangkap

Selama ini, menurut Nur Kholis, pelaku diketahui tidak memiliki riwayat gangguan jiwa. Tidak ada keluarga pelaku yang menderita gangguan jiwa. Pelaku bahkan dikenal rajin beribadah. Meski tertutup, pelaku rajin salat berjamaah dan menjadi muazin di masjid desa.
"Setiap Jumat atau salat wajib, kerjaannya gitu, azan. Khusyuk ibadahnya," tuturnya.

Sebelum peristiwa itu, Riyanto sempat dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai kuli bangunan. Tapi tak lama dia kembali bekerja memasang baterai di perternakan ayam.

Baca juga:
Begal Sadis Tega Bacok Satpam Wanita Pabrik Tekstil di Probolinggo

Keterangan ini menepis adanya dugaan pelaku depresi karena usai dipecat dari pekerjaannya.

"Sebelumnya saat kuli bangunan itu katanya kerjanya seenaknya, terus dikeluarkan. Setelah itu kerja masang baterai,” pungkasnya.