Pixel Codejatimnow.com

AHY Sebut Peraturan Soal JHT Tidak Adil dan Tak Logis

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
AHY didampingi Emil Dardak saat bertemu perwakilan buruh di Pabrik Maspion di Sidoarjo (Foto: Demokrat Jatim)
AHY didampingi Emil Dardak saat bertemu perwakilan buruh di Pabrik Maspion di Sidoarjo (Foto: Demokrat Jatim)

Sidoarjo - Kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pabrik Maspion di Sidoarjo dimanfaatkan para buruh untuk menyampaikan uneg-unegnya tentang polemik uang Jaminan Hari Tua (JHT).

Perwakilan buruh PT Maspion sekaligus perwakilan dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) meminta agar peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) segera dicabut.

Salah satu perwakilan buruh, Sunarto mengungkapkan jika Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 2/2022 itu dirasakan sangat tidak berpihak kepada para pekerja. Karena menerapkan aturan, uang Jaminan Hari Tua (JHT) diberikan ketika pekerja mencapai usia 56 tahun.

Padahal, tidak semua pekerja mendapat kesempatan bekerja sampai usia 56 tahun. Bahkan kadang ada yang terkena PHK setelah beberapa tahun bekerja.

"JHT ini kan uang saya pak, uangnya (buruh) sendiri masak menunggu sampai usia 56 tahun baru bisa dicairkan. Kok kebacut nemen menterine (sungguh keterlaluan menterinya)," ujar Sunarto saat dialog langsung dengan AHY di Pabrik Maspion, Sabtu (19/2/2022).

Dia mengaku, Pasal di Permenaker No 2/2022 yang menyebutkan bahwa Jaminan Hari Tua (JHT) baru bisa dicairkan ketika buruh berusia 56 tahun sangat tidak masuk akal. Aturan itu dinilai merugikan, karena buruh yang sudah di PHK, mau berwirausaha jadi terhambat akibat kesulitan modal.

"Kami minta tolong, harapan kami agar Permenaker nomor 02 Tahun 2022 dicabut," imbuh Sunarto yang juga Koordinator PUK F.SPSI MASPION itu.

Merespon keluhan para buruh, AHY mengaku ikut prihatin. Menurutnya, Permenaker Nomor 02 Tahun 2022 melukai jutaan pekerja di Indonesia. Menurutnya, jutaan pekerja diperlakukan tidak adil karena dihambat ketika akan mengambil haknya.

Baca juga:
Khofifah Ajak Buruh Lakukan Ini agar Investor Tidak Tinggalkan Jatim

"Saya mencoba merasakan betapa saudara pekerja di Indonesia diperlakukan tidak adil. Saya sepakat apa yang terjadi dengan JHT, tidak adil dan tidak logis," tegas AHY.

Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini berjanji akan mengintruksikan kadernya yang duduk di eksekutif dan legislatif untuk berjuang menolak Permenaker Nomor 2 Tahun 2022.

Khususnya pada pasal 3 yang berbunyi Manfaat JHT bagi Peserta yang mencapai usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a diberikan kepada Peserta pada saat mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun.

Hal ini tentu menjadi hal serius bagi Partai Demokrat untuk berjuang agar aturan yang merugikan pekerja itu bisa dibatalkan.

Baca juga:
Buruh Putar Balik Usai Cekcok, Kasat Lantas Polrestabes Surabaya: Mungkin Merasa Diintimidasi

"Tugas kami sebagai penyambung aspirasi rakyat baik melalui jalur legislatif pusat maupun di daerah. Nanti lewat Mas Emil (Wakil Gubernur Jatim) bersama Ibu (Gubernur) Khofifah mudah-mudahan kami bisa sinergi memperjuangkan aspirasi para pekerja," ungkap AHY.

AHY mengaku keluhan dari buruh itu tidak hanya tercetus di Jatim saja. Tapi juga datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka berharap agar aspirasinya didengar dan diperjuangkan.

"(Keluhan) ini bukan hanya dari Maspion, bukan hanya dari Jatim tetapi dari berbagai daerah. Kemarin saya baru kembali dari Makassar juga mendapatkan curhat yang sama. Mereka marah, kecewa dan memohon pertolongan. Ini yang harus diperjuangkan," pungkasnya.