Pixel Codejatimnow.com

Pilihan Pembaca: Penghina TNI hingga Pensiunan Pemkot Pilih Machfud

Editor : Redaksi  
Proses evakuasi pemuda yang ditemukan tewas tenggelam di Sungai Buntung, Sidoarjo
Proses evakuasi pemuda yang ditemukan tewas tenggelam di Sungai Buntung, Sidoarjo

jatimnow.com - Berita penghina TNI di media sosial diciduk polisi menjadi pilhan pembaca pertama pada Rabu (25/11/2020).

Disusul petaka di Sungai Buntung saat muda mudi rayakan ulang tahun dan mengaku susah komunikasi dengan Risma, pensiunan Pemkot Surabaya lebih memilih Machfud Arifin.

Redaksi merangkum ketiga berita itu:

Hina TNI di Media Sosial, Pria di Kota Batu Diciduk Polisi

Pemilik akun Facebook yang memposting ujaran kebencian terhadap TNI diamankan Satreskrim Polres Batu. Pemilik akun Facebook Syaiful Imam itu diketahui warga Sidomulyo, Kota Batu.

"TNI sekarang jadi murahan, lemah, cuma berani nurunin baleho saja (emoticon tertawa). Garda terdepan serasa Banci sama OPM gak berani, sama rakyat baru bisa berdiri. Panglimanya yg baru bikin TNI seperti anjing kurap," tulis akun Facebook Syaiful Imam tersebut.

Petaka di Sungai Buntung saat Mudi-mudi Rayakan Ulang Tahun

Baca juga:
Razia Motor, Kelompok Barbershop, 5 Komisioner KPU Probolinggo

Acara pesta ulang tahun yang dilakukan muda-mudi di tepi Sungai Buntung Desa Tawangsari, Kecamatan Kabupaten Sidoarjo, berujung maut.

Satu dari peserta pesta ulang tahun pada Selasa (24/11/2020) malam tenggelam dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sekitar pukul 11.10 Wib, Rabu (25/11/2020) oleh Tim SAR gabungan.

Korban diketahui bernama Dani Pramana Putra (20).

Mengaku Susah Komunikasi dengan Risma, Pensiunan Pemkot Pilih Machfud

Baca juga:
Tips Olahraga, Identitas Mayat, Saksi Meninggal di Ladang Jagung

Pensiunan pegawai Pemkot Surabaya yang tergabung dalam Purna Praja Sejahtera mengaku sulit berkomunikasi dengan Wali Kota Tri Rismaharini.

Di momen pemilihan wali kota (Pilwali) Surabaya ini, para pensiunan ini lebih yakin memilih pasangan calon wali kota-wakil wali kota, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU), daripada memilih paslon Eri-Armudji (Erji) yang didukung Risma.

"Selama ini kami dilirik ae nggak. Jadi diajak ngomong apalagi. Jadi kita orang ini dianggap sudah tidak dibutuhkan. Padahal kita ingin memberi masukan untuk Kota Surabaya yang kita cintai ini. Tapi sama sekali kita tidak diajak bicara, tidak dialog. Sementara dari Pemkot Surabaya sepertinya sudah menutup akses atau hubungan apakah itu personal atau organisasi purna praja," ujar Yuli Subianto.