Pixel Codejatimnow.com

Pembangunan Pasar Induk Kota Batu Gunakan Konsep Green Building

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Advertorial
Pemaparan konsep pembangunan Pasar Induk Kota Batu
Pemaparan konsep pembangunan Pasar Induk Kota Batu

jatimnow.com - Perencanaan Detail Enginering Desain (DED) pembangunan Pasar Induk Kota Batu mulai disosialisasikan kepada perwakilan pedagang di Graha Pancasila Balaikota Among Tani, Senin (14/9/2020).

Ahli struktur dari PT Saranabudi Prakarsaripta, Kuspiadi memaparkan beberapa konsep di depan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda).

Green building atau bangunan hijau menjadi pilihan yang dirasa paling tepat karena menerapkan aspek-aspek dan prosesnya yang ramah lingkungan, dengan penggunaan sumber daya secara efisien mulai perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi, pengolahan limbah hingga pembongkaran dari bangunan tersebut.

"Aspek Green Building ada empat meliputi penerapan material, penggunaan energi, penggunaan dan pengelolaan air, kesehatan, keamanan dan kenyamanan penghuni," kata Kuspiadi.

Tujuan utama penerapan konsep green building adalah untuk meminimalkan dampak yang akan disebabkan dalam bangunan tersebut baik itu selama pelaksanaan dan selama penggunaan.

Kedepannya, pasar yang memiliki luas total 43.497 meter persegi bakal memiliki beberapa bagian, yaitu main lobby dan memiliki 3 lantai karena adanya gradasi kontur tanah mencapai 17 meter dari timur dan barat. Dengan kontur tanah yang tidak rata, penggunaan gradasi sangat penting.

"Agar pengeluaran tidak besar karena adanya pengurukan untuk pemerataan. Sehingga memanfaatkan gradasi tanah dalam proses pembangunannya," terang dia.

Ia melanjutkan, pasar tradisional dengan penampilan modern itu akan dipasang display informasi di pintu masuk. Dengan begitu masyarakat yang akan berbelanja bisa mendapat informasi terkait Pasar Batu.

Lantai pertama diisi pedagang los daging, kios bunga, kios tukang, kios rombeng, kios kelontong, Los sayur, kios dan los buah.

Dengan luas lantai 14,197 meter persegi. Lalu lantai 2, kios emas, pakaian, bank, KUD, pracang, dan kios palen dengan luar 13,625 meter persegi dan lantai tiga digunakan cafe, PKL, dan co working space.

"Karena konsep adalah green building, dari seluruh luas lahan sekitar 4 hektar. Bangunan hanya mencapai 60 persen. Begitu juga energi akan menggunakan 60 persen PLN dan 40 persen energi terbarukan," terang Kuspiadi.

Baca juga:
Pedagang Resah, Harga Cabai Rawit di Lamongan Kian Pedas

Setelah sosialisasi ini masih akan terus digelar sosialisasi-sosialisasi kecil yang melibatkan Dinas Koperasi UKM, Perdagangan (Diskoumdag) dan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kota Batu.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan pemerintah sangat terbuka, konsultan pun juga demikian untuk menghimpun dan mengakomodir aspirasi para pedagang agar semua bisa berjalan lancar dan baik.

"Artinya baik bagi pedagang yang menempati, maupun baik bagi pihak yang membangun. Intinya ada jalan keluar terbaik," harap Dewanti.

Dalam sosialisasi, Dewanti mengaku menangkap beberapa keluhan dari para pedagang yaitu dari segi luas bedak. Sebenarnya, luas tersebut hanya cluster yang diberikan oleh perencana.

"Ada bedak dengan luas 2x2 meter persegi, 2x3 meter persegi dan sebagainya. Nanti untuk pedagang yang memiliki SK 2 atau 3, luas bedak bisa ditambahi yang aslinya 2x2 bisa jadi 2x4 meter tergantung suratnya," ujar dia.

Sekretaris DPKPP Kota Batu Bangun Yulianto menerangkan, target penyelesaian DED pada bulan Oktober nanti dan diserahkan ke Kementerian PUPR.

Baca juga:
Pasar Induk Surabaya Sidotopo Jadi Pusat Pengendalian Inflasi

Sehingga pada Tahun 2021 anggaran dari Pemerintah Pusat senilai Rp 200 Miliar yang tertuang dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di wilayah Jatim bisa terealisasi.

"Kami dari penyelenggara berharap adanya masukan dari semua untuk mematangkan rencana DED," kata Bangun.

Kadiskoumdag Kota Batu Eko Suhartono berharap semua proses dan tahapan bisa berjalan lancar. Saat ini pihaknya terus mematangkan visi misi bersama pedagang termasuk pendataan sebagai bahan DED.

"Kami terbuka, kita bakal terus melakukan sosialisasi dan komunikasi kontinue agar semua bisa dilalui sesuai jadwal yang ditentukan oleh pusat," katanya. (ADV)