Pixel Codejatimnow.com

Uang Rp 500 Ribu Hasil Jualan Mbah Niah untuk Obat Suami Pernah Dicuri

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Zain Ahmad
Mbah Niah penjual rujak cingur dan lontong mie usai melayani pembeli
Mbah Niah penjual rujak cingur dan lontong mie usai melayani pembeli

jatimnow.com - Mbah Niah, perempuan 81 tahun penjual rujak cingur dan lontong mie yang berada di kawasan Jalan KH Mas Mansyur Surabaya pernah kehilangan uang Rp 500 ribu dari hasil jualannya.

"Ilange niku wulan Juli, nggeh sainget kulo niku. Duet ndugi sadean niku, kulo kumpulno sampek sepolo dinoan (hilangnya itu Bulan Juli, ya seingat saya itu. Uang dari jualan itu, saya kumpulkan sampai sepuluh harian)," katanya kepada jatimnow.com, Rabu (26/8/2020) malam.

Baca juga: Kisah Mbah Niah, Usia 81 Tahun Jual Rujak untuk Rawat Suami yang Sakit

"Kulo deleh ten wadah. Amargi kulo kadang nggeh tilem ten mriki menawi sadean sepi (Saya taruh di tempat. Karena saya kadang ya tidur di sini kalau jualan sepi)," imbuhnya.

Mbah Nia setiap hari biasa menjual 6-8 porsi rujak cingur. Harga per porsinya Rp 15 ribu. Kalau tidak pakai cingur, harganya Rp 10 ribu. Namun uang hasil jualannya selama 10 hari malah hilang.

Baca juga:
Viral, Pemotor Pukul Mobil Pakai Batu Gegara Terserempet di Malang

Uang itu ia kumpulkan untuk membayar kontrakan dan merawat suaminya bernama Muhamad yang berusia 95 tahun yang terbaring sakit. Mereka tidak mempunyai anak dan saudara di Surabaya.

Rumah kontrakan Mbah Niah ada di kawasan Bengpoloh SR Gang 2 atau sekitar dua kilo dari tempat jualannya. Setiap hari, ia berangkat berjualan menggunakan jasa becak. Tarifnya Rp 40 ribu pulang-pergi.

"Menawi mboten payu, kulo ngutang ten bakul sate niku. Damel bayar becak. Mboten kuat menawi ngangkat dagangan ndugi griyo ten mriki. Menawi ten pasar tasih kuat mlampah (Kalau tidak laku, saya hutang di bakul satu itu. Buat bayar becak. Tidak kuat kalau angkat dagangan dari rumah ke sini. Kalau ke pasar masih kuat jalan)," terang dia.

Baca juga:
Kondang Kusumaning Ayu Viral di Media Sosial, Ini Profilnya

Mbah Niah sendiri sudah berjualan rujak cingur sejak zaman Ir Soekarno, Presiden pertama RI. Ia berharap orang yang mengambil uangnya tidak mengulangi hal serupa.

"Nggeh sing mundut, sampun nyolong maleh, duso (Ya yang mengambil, jangan nyolong lagi, dosa). Kulo sampun ikhlas, mangke diganti kale Gusti Allah (Saya sudah ikhlas, nanti biar diganti sama Gusti Allah)," tandas Mbah Niah.