Pixel Codejatimnow.com

Bupati Anas Titip Pesan Budaya dan Sejarah di Pengembangan Boom Marina

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Bupati Abdullah Azwar Anas
Bupati Abdullah Azwar Anas

jatimnow.com - Pembangunan pengembangan kawasan wisata Pantai Boom Marina Banyuwangi saat ini tengah dilaksanakan.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menitipkan arsitektur budaya dan sejarah Pantai Boom pada PT Pelabuhan Indonesia III selaku pengembang Boom Marina. Itu diungkapkan Anas saat bertemu dengan Direktur Utama Pelindo III, Saefudin Noer, Sabtu (22/8).

Baca juga: Boom Marina Banyuwangi Diproyeksikan Jadi Destinasi Unggulan Nasional

"Pantai Boom Banyuwangi memiliki sejarah kuat dengan Kota Broome Australia Barat. Keduanya pernah terkoneksi pada awal abad 18 dalam satu jalur kabel telegram bawah laut yang dibangun Inggris mulai dari Eropa hingga Australia," kata Anas dalam siaran pers yang diterima redaksi, Minggu (23/8/2020).

Anas mengatakan nuansa arsitektur heritage ini harus ditampilkan dalam pembangunan Boom Marina yang saat ini terus berjalan.

Selain pesan sejarah Anas juga menitipkan budaya Banyuwangi. Bupati yang juga ketua Apkasi tersebut meminta arsitektur yang menggambarkan budaya Banyuwangi harus ditampilkan. Misalnya bangunan yang berbentuk rumah Suku Osing atau unsur budaya lainnya.

Selama ini, pembangunan di Banyuwangi selalu memasukkan unsur budaya dan arsitektur lokal sebagai identitas kota. Seperti Bandara Banyuwangi, hotel-hotel berbintang di Banyuwangi, Pabrik Kereta Api INKA, hingga bangunan ikonik lainnya.

"Kami juga berharap Pelindo III memperbanyak atraksi wisata dan budaya di kawasan bahari ini,"kata Anas.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

Anas berharap agar sinergitas Pelindo dengan pemkab bisa berjalan beriringan. Selama ini, sebelum akhirnya dikembangkan menjadi Boom Marina oleh Pelindo III, kata Anas, Pemkab Banyuwangi telah banyak berinvestasi di Pantai Boom.

Sebelumnya, kondisi pantai ini kumuh. Banyak masyarakat dan PKL yang terbiasa membuang sampah sembarangan di kawasan pantai ini.

"Perlahan kami ubah mindset masyarakat. Kami tata PKL. Kami bangun amphitheater, dan menggelar banyak festival. Karena itu, pada Pelindo III kami titipkan pesan budaya dan sejarah Banyuwangi di pantai ini," jelas Anas.

Menanggapi hal tersebut, Saefudin mengaku sangat setuju apa yang disampaikan Anas. Menurutnya pembangunan Boom Marina harus menyerap peradaban lokal.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

"Boom Marina memiliki potensi luar biasa untuk pariwisata, karena itu harus menyerap local wisdom, kalau tidak percuma," kata Saefudin.

Saat ini menurut Saefudin meskipun telah terdapat fasilitas yang dibangun seperti yacth club, boatyard, floating ponton, dan lainnya, pembangunan Marina Boom baru masuk tahap awal, sehingga sangat memungkinkan untuk mereview desain.

"Pelindo III juga akan menggandeng arsitek ternama yang telah mengenal Banyuwangi, seperti Andra Matin, Yori Antar, dan lainnya. Ini akan memudahkan kami untuk mengembangkan pembangunan yang memenuhi unsur budaya dan sejarah Banyuwangi," pungkasnya.