Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Dua Kunci Kemenangan Bagi Machfud Arifin

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Budi Sugiharto
Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin (Foto: Dok. jatimnow.com)
Calon Wali Kota Surabaya Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin (Foto: Dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - Calon Wali Kota  Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin tentunya memiliki kesempatan untuk menang dalam Pilwali Surabaya pada Desember 2020.

Ada dua kunci kemenangan menurut Dimas Oky Nugroho, Ketua Perkumpulan Kader Bangsa yang juga founder Diskusi Kopi dan Ruang Berbagi, Sabtu (25/7/2020).

Pertama. Sosok yang pada akhirnya nanti akan diusung oleh PDI Perjuangan, partai pemenang pemilu di Surabaya, sebagai calon walikota.

Kedua, adalah bagaimana Machfud Arifin yang juga mantan ketua tim kampanya daerah pemenangan (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres di Jatim itu  mampu memilih calon wakil yang tepat sebagai pendampingnya nanti.

Secara umum, faktor calon wakil ini menjadi penting untuk dikombinasikan jika melihat nama-nama calon walikota yang beredar tidak ada dominan secara elektabilitas dalam sejumlah survei terkait Surabaya.

"Profil Pak Machfud yang berlatar mantan Kapolda Jatim, tentunya bisa ideal untuk dipasangkan dengan calon wakil wali kota yang memiliki profil dengan mempertimbangkan tiga hal," kata alumnus Universitas Airlnggga yang kini aktif di jejaring kepemimpinan dan kebangsaan anak muda itu. Ia lantas membeberkan tiga hal tersebut.

Pertama. Sosok berlatar birokrat yang profesional dan berintegritas. Profil seperti ini mengingatkan publik Surabaya pada kemunculan pertama kali sosok Tri Rismaharini di pentas politik.

Artinya, kata dia, segmen berlatar belakang birokrat memiliki relevansi di mata publik dengan selalu adanya kebutuhan untuk melanjutkan keteraturan pengelolaan pemerintahan dan layanan publik yang menjadi legacy tersendiri dari sosok kepemimpinan Risma.

"Tantangannya adalah pasangan mantan polisi berpasangan dengan mantan birokrat mungkin akan terlihat kombinasi yang kaku dan terlalu formal di mata sejumlah pemilih," kata dia yang pernah menjadi staf khusus kantor kepresidenan itu.

"Warnanya terlalu 'plat merah' dan kurang bernuansa 'progresif entrepreneur' yang sesungguhnya harus menjadi antisipasi utama membangun kota sebesar dan sedinamis Surabaya ke depan," tambahnya.

Kedua, kata Dimas Oky, sosok calon wakil perempuan bagi Machfud Arifin bisa menjadi opsi pilihan yang masuk akal.

Sosok perempuan yang profesional, mampu bermitra dan bekerja secara cekatan mendukung memimpin peningkatan layanan publik tentunya memiliki catatan tersendiri bagi warga Surabaya yang pernah merasakan model kepemimpinan seperti ini selama dua periode wali kota.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Secara elektoral, sosok calon pemimpin perempuan tentunya memiliki segmen pemilih potensialnya tersendiri untuk ditindaklanjuti dalam strategi pemenangan yang tepat," kata pemerhati politik yang tinggal di Jakarta.

"Tantangannya adalah memilih sosok kepemimpinan perempuan berkualitas tentunya memiliki tantangan elektoral dan politiknya tersendiri di Surabaya pasca Risma," tambah Dimas Oky.

Bukan sekedar memilih calon wakil perempuan hanya untuk strategi gender politics untuk keperluan pemenangan pilkada. Problemnya di sini secara psikologis paska kepemimpinan Risma, bagi warga kota, adalah good is always not enough.

Adakah sosok seperti itu?

"Menurut saya pasti ada. Tentunya dengan plus minusnya, tidak plek-ketiplek Risma yang juga dengan segala plus minus kepemimpinannya," jawab dia.

Tiga. Tentunya, kata dia, dengan menimbang jumlah pemilih muda dan pemula yang cukup besar di Surabaya. Dan segmen ini belum memiliki preferensi dalam Pilkada Surabaya mendatang, maka calon wakil walikota dari latar belakang anak muda akan menjadi daya tarik tersendiri dan strategi jitu.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Tentunya bukan hanya anak muda biasa namun harus memiliki profil kapasitas dan integritas yang mumpuni. Karakter warga kota atau pemilih di Surabaya yang cukup rasional tentunya tidak mengijinkan calon pemimpinnya hanya sekedar populer sebagaimana kemunculan sosok anak muda berlatar selebritis di berbagai pilkada lainnya di daerah lain.

"Sosok anak muda yang bisa menjadi opsi bagi Pak Machfud Arifin untuk dipinang menjadi calon wakilnya sebaiknya adalah calon anak muda yang memiliki latar belakang entrepreneur, memahami perkembangan sosial ekonomi, secara sosial mampu menjadi konektor atau bridging social capital bagi komunitas-komunitas anak muda, pelajar-mahasiswa, ekonomi kreatif serta, sosial budaya di Surabaya," terangnya.

Isu pengembangan ekonomi kreatif dan sosial budaya adalah isu fundamental pembangunan kota yang dinilai sebagian kalangan selama ini kurang cukup diprioritaskan oleh pemerintahan sebelumnya yang lebih memprioritaskan pembangunan fisik dan infrastruktur.

"Tantangannya sekali lagi adalah peluang dalam waktu segera bagi Pak Machfud untuk mendapatkan calon wakil anak muda yang memiliki kualifikasi tersebut," pesan Dimas.

 Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho