Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Menimbang Calon Wakil Machfud Arifin

Editor : Redaksi  Reporter : Budi Sugiharto
Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin
Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin

jatimnow.com - Irjen Pol (Purn) Macfud Arifin (MA) memiliki peluang menggandeng calon wakil kota dari kalangan profesional muda, kader partai hingga birokrat. Mereka saling memiliki plus minus atau untung ruginya.

Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam memiliki penilaian terhadap ketiga unsur tersebut yang akan mendampingi MA sebagai calon wali kota Surabaya.

Calon dari unsur birokrat sejauh ini, dinilainya, identik dengan kehendak dan restu Tri Rismaharini.

"Endors Bu Risma akan menentukan," kata Surokim, Sabtu (25/7/2020).

"Apalagi Bu Risma yang sekarang pengurus DPP PDIP, jadi kalau harus memaksakan diri berhadapan dengan pilihan Bu Risma akan sulit juga situasinya menjadi tidak bermakna. Lebih baik mengambil ceruk yang lebih jelas dengan strategi blue ocean politics," tambah dia.

Strategi yang dimaksud adalah semacam berlayar seolah tanpa sedang berkompetisi dan percaya diri, tanpa harus menyerang.

Demikian pula, mantan Kapolda Jatim itu yang telah didukung 8 parpol pemilik kursi di parlemen diingatkan untuk hati-hati dengan cermat merangkul kader parpol, termasuk dari PDIP. Figur yang dipilih harus bisa menguatkan MA. Bukan malah menyebabkan perpecahan.

"Soliditas partai pendukung Pak MA jika harus mengambil kader parpol itu person yang bisa diterima lintas parpol dan tidak menonjol identitas kader kepartaiannya," kata Surokim mengingatkan.

Menurutnya person atau figur itu lebih baik yang menonjol karena kharisma dan kapasitas personalnya yang bisa diterima semua pihak.

"Problem besar dari koalisi 'gemuk' memang menjaga sentimen ego parpol dan itu sejauh mungkin harus dihindari agar koalisi bisa memberi dukungan maksimal dan signifikan bukan malah mematik faksi-faksi yang tajam diantara parpol pengusung karena faktanya jumlah dukungan kursi parlemen hampir sama
, tidak ada yang mayoritas dominan.

"Sejauh mungkin mengambil kader lintas partai yang secara ketokohan bisa menjadi milik bersama," pesan pria bertubuh subur ini.

Jika mantan Ketua TKD Jokowi-Ma'ruf Amin untuk Jatim ini melirik kader PDIP? "Kalau menurut saya, jika mengambil kader PDIP itu strategi menyerang yang terlalu pragmatis dan juga berisiko karena hari-hari gini loyalitas kader PDIP kepada Bu Mega (ketua umum) itu segalanya," tegasnya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Menurut Surokim, langkah itu bisa mematik sentimen yang justru akan menguatkan soliditas kader PDIP. Karena sesungguhnya kader PDIP itu di era sekarang loyalitas pada Ibu Mega itu seperti harga mati.

"Ya lebih baik menggunakan strategi blue ocean politics," kata dia.

Surokim memiliki pandangan yang menurutnya bisa menjadi komposisi yang ideal untuk kepemimpinan Kota Surabaya ke depan.

"Menurut saya idealnya harus melihat juga komposisi pasangan kompetitor yang akan dihadapi. Namun dari sekian alternatif menurut saya, profesional muda plus punya peluang," pesannya.

Tokoh profesional muda itu, kata dia, tidak sekadar tokoh milenial tetapi juga mempunyai daya terima dan daya tawar kuat dikalangan parpol pengusung yang 'gemuk' serta tidak partisan.

"Plus itu termasuk memiliki kapasitas dan visi kuat dalam pembangunan Surabaya progresif visioner," kata dia.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Potensi pemilih liar yang merupakan gabungan antara pemilih swing voters dan undecided voters serta pemilih rasional, kata Surokim, akan menjadi penentu dalam kontes Pilwali Surabaya yang dijadwalkan pada Desember 2020 itu.

"Tokoh itu harus benar-benar plus yang bisa menjadi idola dan media darling di Surabaya sehingga benar-benar bisa mengambil ceruk pemilih rasional khususnya kelas menengah milenial Surabaya. Itu akan bisa menutup apa yang belum kuat di diri Pak MA," terangnya.

 Surokim Abdussalam