Pixel Codejatimnow.com

Muhadjir Effendy: 5 Kombinasi Obat Lawan Virus Corona dalam Pengujian

Editor : REPUBLIKA.co.id  Reporter : REPUBLIKA.co.id
Obat pembunuh Virus Corona hasil penelitian Unair bekerjasama dengan BNPB dan BIN
Obat pembunuh Virus Corona hasil penelitian Unair bekerjasama dengan BNPB dan BIN

jatimnow.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sekaligus Ketua Dewan Pengarah Gugus Tugas Covid-19 Muhadjir Effendy mengatakan, tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) sedang melakukan pengujian untuk membuat obat penangkal Virus Covid-19 atau Corona.

Sehingga nantinya, bisa digunakan oleh masyarakat yang terkena positif Corona.

Baca juga: Peneliti Unair Temukan Lima Kombinasi Obat Pembunuh Virus Corona

"Berdasarkan peninjauan ke lokasi dan diskusi dengan tim peneliti kemarin (17/6). Proses obatnya sudah setengah jalan. Masih perlu tahapan lanjutan hingga dilakukan uji klinis. Secara prosedur, penelitian ini tidak terlalu sulit karena lima jenis obat yang dilakukan uji silang tersedia di pasar," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (18/6/2020).

Dikatakan Muhadjir, jika uji klinisnya berhasil, nantinya dalam aspek regulasinya bisa diperpendek. Sehingga, temuan obat tersebut bisa digunakan secepatnya.

Ketika ditanya kapan obat penangkal virus Covid-19 bisa digunakan masyarakat dan dijual secara bebas, dia mengaku, masih belum bisa memastikannya.

"Masih belum tau pastinya kapan obat ini bisa digunakan masyarakat secara bebas. Ya lah namanya masih dalam pengujian," kata dia.

Sebelumnya diketahui, tim peneliti Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, menemukan lima kombinasi regimen obat yang diklaim efektif lawan virus corona atau Covid-19. Lima kombinasi obat tersebut berasal dari obat-obatan yang sudah beredar di pasaran.

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, dr Purwati, menjelaskan, kombinasi obat temuannya terdiri atas Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne; Lopinavir/ritonavir dengan doxycyline; Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine; Hydroxychloroquine dengan azithromicyne; dan Hydroxychloroquine dengan doxycycline. Regimen kombinasi obat Covid-19 tersebut, kata dia, tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.

Baca juga:
Tim Peneliti Unair Siap Sempurnakan Uji Klinis Kombinasi Obat Covid-19

"Belum diperjualbelikan. Ini kolaborasi antara Unair, BNPB dan juga Badan Intelijen Negara," kata Purwati saat dikonfirmasi, Senin (15/6).

Kombinasi regimen obat tersebut diakui Purwati memiliki potensi dan efektivitas cukup bagus terhadap daya bunuh virus. Dosis setiap obat dalam kombinasi tersebut adalah 1/5 dan 1/3, lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya. Sehingga mengurangi efek toksik dari obat tersebut bila diberikan sebagai obat tunggal.

 

Lihat Artikel Asli

Baca juga:
Obat Covid-19 Unair Diklaim Efektif 98 Persen Kini di Tahap Izin BPOM

DisclaimerBerita ini merupakan kerja sama jatimnow.com dengan Republika.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Republika.co.id