Pixel Codejatimnow.com

Pengamat Unair Sebut PDI Perjuangan Tetap Solid

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Arif Ardianto
Kegiatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Kegiatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

jatimnow.com - Jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020, kabar perpecahan tiga faksi yang berhembus di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) disebut menguat.

Ketiga faksi yaitu dari Whisnu Sakti Buana, Tri Rismaharini dan Bambang DH yang memiliki pengaruh kuat di tubuh PDIP Surabaya, dianggap memunculkan konflik internal yang cukup keras.

Pengamat sosial politik Universitas Airlangga (Unair), Novri Susan mengatakan salah satu akar demokrasi adalah kebebasan menyampaikan pendapat dan aspirasi, termasuk dalam internal partai politik tidak terkecuali PDIP.

Menurutnya, PDIP memiliki habit politik atau kebiasaan politik berakar pada demokrasi.

"Saat ini PDI Perjuangan memiliki kader-kader baik yang ingin berpartisipasi dalam pilwali. Itu wajar, dan menunjukkan kedewasaan demokrasi," ujar Novri, saat dikonfirmasi, Senin (30/12/2019).

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Dirinya mengaku tidak yakin jika PDIP Surabaya saat ini tengah pecah seperti yang dikabarkan. Sebab jika memang pecah, sejak dulu PDIP tidak terus tumbuh dan berkembang pesat sebagai partai penguasa.

"Lihat saja jejak sejarah PDIP. Sejak dulu, secara historis keputusan DPP selalu ditaati kader di bawahnya. Ini juga merupakan praktik demokrasi terkait konsep loyalitas kepada keputusan organisasi," ungkapnya.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Jika ada yang menyebut PDIP pecah hanya gara-gara Pilwali Surabaya, kata Novri, berarti orang tersebut tidak paham akan sejarah dan kondisi partai besutan Megawati Soekarno Putri, yang sangat menjunjung tinggi demokrasi.

"Jadi istilah ambyar (pecah) dalam fenomena dinamika politik internal PDI Perjuangan itu pandangan dangkal," tandasnya.