Pixel Codejatimnow.com

Musim Kemarau, Petani Keluarkan Biaya Tambahan untuk Mengairi Sawah

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Bramanta
Salah satu petani di Tulungagung mengairi sawah dari sumur tanah
Salah satu petani di Tulungagung mengairi sawah dari sumur tanah

jatimnow.com - Musim Kemarau yang terjadi di tahun ini mengakibatkan sejumlah daerah di Kabupaten Tulungagung mengalami kekeringan. Kondisi ini membuat para petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan air yang digunakan mengairi lahan persawahan.

Hal ini dirasakan oleh petani di Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol. Saluran irigasi di sekeliling sawah kering sejak dua bulan terakhir. Petani harus menyalakan pompa air untuk mengeluarkan air dari dalam tanah.

"Ini cara satu satunya untuk tetap bisa mengairi lahan pesawahan, mengandalkan irigasi tidak mungkin," Ujar Slamet salah seorang petani.

Slamet menuturkan, untuk bisa mengairi sawah dirinya harus mengeluarkan biaya ekstra menyewa diesel sebesar Rp 300 ribu per setengah hari.

"Kalau petani yang punya disel sendiri mungkin hanya mengeluarkan biaya bahan bakar disel, tapi kalau petani seperti saya harus menyewa dulu diselnya," katanya.

Baca juga:
Kemarau Panjang, Produksi Garam Capai 311 Ribu Ton



Kekeringan yang terjadi tahun ini juga menyebabkan hasil panen petani tidak maksimal. Biaya yang dikeluarkan oleh petani selama musim tanam, tidak bisa ditutupi dengan penjualan hasil panen.  

"Kemarin saya panen dini, sebab tidak tahan dengan serangan hama, dan hasilnyapun tidak banyak, hanya 50 persen dari hasil panen biasanya," imbuhnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Nadlori Alwi mengatakan, saat ini merupakan puncak musim kemarau. Sebanyak lima kecamatan di Tulungagung yang menjadi langganan kekeringan.

"Lima kecamatan itu diantaranya Tanggunggunung, Rejotangan, Kalidawir, Besuki, dan Pucanglaban,"ungkapnya.

Menurut Alwi, berdasarkan informasi dari BMKG,  musim kemarau akan berakhir pada akhir September ini.  Pihak BPBD sendiri saat ini terus melakukan droping air bersih, ke sejumlah wilayah yang terkena kekeringan.  

"Kebutuhan air bersih warga kita penuhi dengan mengirim pasokan air bersih setiap hari," pungkasnya.









 


    

Baca juga:
Masuk Musim Hujan, 81 Desa di 17 Kecamatan di Lamongan Masih Alami Kekeringan