Pixel Codejatimnow.com

Keren! Siswi SD di Surabaya Menyulap Sampah Rumah Tangga jadi Eco Enzyme

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Ni'am Kurniawan
Sanaz Aisya Janeeta, siswi kelas 4 SDN Kaliasin Surabaya saat memamerkan eco enzyme buatannya. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Sanaz Aisya Janeeta, siswi kelas 4 SDN Kaliasin Surabaya saat memamerkan eco enzyme buatannya. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

Surabaya - Sanaz Aisya Janeeta, siswi kelas 4 SDN Kaliasin Surabaya menjadi sosok inspiratif karena berhasil mengolah sampah rumah tangga, seperti kulit buah dan sayuran menjadi eco enzyme yang bermanfaat.

Meski usianya masih 10 tahun, nyatanya dia mampu mengkreasikan limbah yang menjadi masalah utama di Kota Pahlawan.

Ia tinggal di Surabaya belum terlalu lama, baru tiga bulan. Pekerjaan ayahnya yang membuat keluarga sering berpindah-pindah kota.

Namun, keberhasilan Sanaz menyulap sampah buah dan sayuran menjadi olahan bermanfaat ini tidak terlepas dari pengalamannya selama bergabung dengan komunitas eco enzyme di Makassar.

"Saya itu kan mau memanfaatkan kulit buah dan sayuran untuk dijadikan eco enzyme. Kebetulan eco enzyme ini kan banyak sekali manfaatnya. Salah satunya itu bisa untuk membunuh kuman," kata Sanaz, Senin (27/6/2022).

Sejauh ini, Sanaz telah membuat berbagai varian eco enzyme. Mulai dari hand sanitizer, sabun cuci tangan, serta pupuk cair, dan banyak lainnya.

Semua bahan-bahan pembuatan eco enzyme itu berbahan dasar kulit buah dan sayuran. Menariknya, sampah buah dan sayuran itu bisa juga untuk mengobati luka, membersihkan kadar air, dan menetralisir udara sekitar.

Meskipun semua buah mempunyai manfaat, namun dalam pengolahan eco enzyme harus cermat memilih buah atau sayuran. Pertama, buah dan sayuran harus fresh, tidak boleh busuk. Usahakan untuk buah hindari yang terlalu berlemak seperti, alpukat dan jangan memiliki kulit terlalu keras, seperti durian, nangka dan salak.

Baca juga:
Mahaiswa ITS Gagas Modifikasi Aspal dari Limbah Lumpur dan Kelapa Sawit

Butuh kesabaran ekstra untuk mencapai hasil yang maksimal. Sanaz mengatakan, butuh waktu 3 bulan dalam proses pembuatannya.

Bahan-bahan dibutuhkan meliputi kulit buah dan sayuran, gula serta air. Setelah komposisi dasar tersedia, maka proses selanjutnya ialah menimbang perbandingan 1, 3, dan 10. Satu untuk gula, tiga untuk kulit buah dan sayuran, dan 10 untuk air.

"Terus kita masukkan ke dalam botol, tutup rapat agar tidak terkontaminasi. Dua minggu pertama kita harus rajin membuka tutup botolnya agar tidak meledak. Setelah tiga bulan, eco enzyme ini sudah bisa kita panen," jelas dia.

Selama pembuatan eco enzyme, Sanaz tidak sendiri. Ia dibantu oleh sang ibunda tercinta. Begitu pula para tetangga dan teman-teman sekolah.

Baca juga:
Pemkot Surabaya Buka Lomba Inovasi Kota Inovboyo 2024, Buruan Daftar!

Sanaz juga mendonasikan hasil pengolahan eco enzyme kepada para peternak hewan. Dia ikut prihatin atas wabah yang menyerang hewan ternak.

Hasil pengolahannya itu sudah ia beri nama KALSA SAJECO yang berarti 'Kaliasin Satu Sanaz Aisya Janeeta Eco Enzyme' dalam kemasan botol minuman dan botol spray. Ia juga sering mengikuti event-event untuk mengampanyekan sekaligus mempromosikan produk eco enzyme buatannya.

Saat ini Sanaz juga sedang berkompetisi pada ajang Puteri Lingkungan Hidup 2022 di Surabaya. Di sini, akan dipilih 15 finalis.

Sanaz dan keluarga tinggal di Jambangan, Surabaya. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Seifudin Suria Hidayat dan Shanti Agustina. Ayahnya dari Tasikmalaya, dan ibunya asli Bogor.