Pixel Codejatimnow.com

Jelang Idul Adha, Peternak di Jombang Takut Nyetok Sapi

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Elok Aprianto
Kandang sapi milik M. Amin peternak sapi Dusun Kandangan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang kondisinya sepi. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Kandang sapi milik M. Amin peternak sapi Dusun Kandangan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang kondisinya sepi. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

Jombang - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kian merebak di Kabupaten Jombang. Kondisi ini membuat kandang sapi para peternak sepi. Padahal, biasanya kandang sapi para peternak ini terisi penuh jelang Hari Raya Kurban atau Idul Adha.

Seperti terlihat di, kandang sapi milik M. Amin peternak sapi Dusun Kandangan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Lantaran banyak sapi yang terpapar PMK, ia kini tak berani menyetok sapi khusus untuk kurban.

"Dulu kalau musim menjelang kurban saya stok di rumah sekitar 70 ekor, sekarang cuman 2 ekor, gak berani stok sapi," ungkap Amin, saat ditemui di kandangnya, Selasa (14/6/2022).

Dikatakan Amin, kondisi ini dikarenakan sebelumnya 34 ekor sapi miliknya terjangkit PMK. Tak hanya itu, 3 ekor diantaranya terpaksa harus disembelih karena terjangkit PMK.

"Di kandang itu ada 34 ekor, kena semuanya. Yang motong 3, yang lainnya sembuh," ucapnya.

Ia mengaku, sebagian besar peternak sapi yang hewan sapinya terjangkit PMK, kebanyakan langsung disembelih.

"Khusus peternak Jombang yang sapinya kena, 95 persen potong paksa," katanya.

Baca juga:
Video: Melihat Kontes Sapi Jumbo di Tulungagung

Dikatakan Amin, selama wabah PMK menyerang sapi-sapi yang ada di Jombang, harga jual sapi sangat murah sekali. Namun, untuk sapi yang kondisinya sehat, harga jualnya masih cukup tinggi.

"Sapi sehat untuk kurban itu langka sekali. Dan mungkin besok pada hari H, harganya bisa selangit," tegasnya.

Ia menceritakan sapi miliknya yang pada hari raya kurban tahun lalu ditawar Rp80 juta, karena PMK harga jualnya turun drastis. Amin mengatakan sapi milik temannya di Jogoroto, yang harganya Rp90 juta, laku hanya Rp39 juta.

"Idul Adha tahun kemarin diminta 80 juta, kemarin saya dapat uang 20 juta dipotong paksa," paparnya.

Baca juga:
Mengembalikan Sapi Perah sebagai Rojo Koyo Warga Kota Batu

Selama kasus PMK ini masuk di Jombang, Amin menyebut jika para peternak sapi kebanyakan rugi. Lantaran para peternak ini langsung menjual sapinya ketika terjangkit PMK.

"Alhamdulillah saya ya rugi memang rugi tapi gak siknifikan, karena saya lakukan pemulihan. Kalau peternak lainnya kan gak ngelakukan itu, jadi ya rugi. Sapi harga 20 juta, karena panik dijual seharga 5 juta, sampai 6 juta," pungkasnya.