Pixel Codejatimnow.com

Wabah PMK di Bangkalan Dilaporkan Meluas hingga 14 Kecamatan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Syaiful Islam
Petugas melakukan pengobatan pada sapi di kandang karantina, Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan beberapa hari lalu (Foto: Facebook Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan)
Petugas melakukan pengobatan pada sapi di kandang karantina, Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan beberapa hari lalu (Foto: Facebook Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan)

Bangkalan - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak, terutama sapi di Kabupaten Bangkalan, dilaporkan meluas hingga 14 kecamatan dari jumlah total 18 kecamatan.

14 kecamatan di Bangkalan itu meliputi Kecamatan Tanjung Bumi, Sepulu, Konang, Modung, Klampis, Tanah Merah, Galis, Kokop, Arosbaya, Socah, Kamal, Geger, Kwanyar dan Blega.

Jumlah sapi yang suspect PMK, dilaporkan sebanyak 310 ekor. Sementara yang terkonfirmasi positif PMK berdasarkan hasil uji lab, berjumlah 17 ekor sapi.

Di sisi lain, empat kecamatan yang belum ada laporan suspect PMK yaitu Labang, Burneh, Tragah dan Bangkalan Kota.

Kabid Keswan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan sekaligus Jubir Satgas Petasan SIAGA PMK, drh Ali Makki menjelaskan, saat ini tambahan suspect baru terus berjalan, termasuk sebaran yang semakin meluas.

"Walaupun tidak semua kecamatan kasusnya menunjukan angka yang banyak. Tapi sebarannya dari 18 kecamatan, sudah 14 kecamatan ada laporan suspect," terang Ali Makki saat dihubungi, Rabu (1/6/2022).

Menurutnya, kasus PMK pertama kali ditemukan di kandang karantina, Kecamatan Tanjung Bumi, pada 11 Mei 2022. Sapi-sapi yang ada di karantina hendak dibawa keluar Madura menuju Kalimantan dan Bangka Belitung.

Baca juga:
Video: Melihat Kontes Sapi Jumbo di Tulungagung

"Waktu itu kami mudah penanganannya karena di satu tempat tersiolisir, kami langsung lakukan pengobatan, walaupun itu sebenarnya wilayah karantina. Kami berfikir kalau ini dibiarkan dan dibawa ke luar untuk dipotong dan sebagainya, malah mengancam di luar lokasi itu," papar dia.

Pihaknya menerjunkan tim dokter hewan lengkap dengan obat-obatan, dan melakukan pengobatan. Kemudian dinyatakan terkendali pada 23 Mei 2022. Sebab sapi-sapi suspect yang sudah diobati, dari awal 12 ekor suspect yang ditemukan dan terakhir suspect di angka 37 ekor, semuanya dinyatakan sembuh secara klinis.

Di mana tanda-tanda yang muncul seperti demam tinggi, lepuh-lepuh di mulut, hidung, lidah dan guzi mirip sariawan sudah hilang. Setelah kasus di sana, Kabupaten Sampang mulai terkena.

"Saya sudah warning ke teman-teman petugas bahwa Sampang tertular juga terutama di perbatasan. Pada 24 Mei muncul di Modung, kebetulan daerah perbatasan. Lalu Blega, Konang sudah mulai kena. Jadi bergerak terus dari tanggal 24 sampai hari ini sudah 14 kecamatan," jelas Ali Makki.

Baca juga:
Mengembalikan Sapi Perah sebagai Rojo Koyo Warga Kota Batu

Ali Makki menambahkan, SOP petugas ketika menemukan suspect PMK pada hewan ternak langsung melakukan pengobatan dan isolasi. Total suspect di Bangkalan sebanyak 310 ekor sapi, lalu yang dinyatakan sembuh di karantina sebanyak 32 ekor.

Sementara yang 5 ekor sapi di karantina dipotong oleh pemiliknya dengan alasan ekonomi. Sedangkan untuk sapi suspect PMK yang lain masih belum dinyatakan sembuh karena belum melewati masa 14 hari.

"Berdasarkan pengalaman jika tidak terlambat penanganan bisa sembuh, angka kematian di kami belum ada laporan kematian. Tapi memang butuh waktu untuk pengobatan," tandasnya.