Pixel Codejatimnow.com

Pasar Hewan Ditutup, Pemkab Mojokerto Hadirkan Solusi Lewat Aplikasi Tumbas

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Supriyadi
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Kapolres Mojokerto AKBP Apip Ginanjar saat penyemprotan pasar hewan. (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Kapolres Mojokerto AKBP Apip Ginanjar saat penyemprotan pasar hewan. (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)

Mojokerto - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto telah menyiapkan aplikasi Tumbas untuk memfasilitasi warga yang akan membeli daging sapi. Ini sebagai solusi atas penutupan pasar hewan akibat wabah pengakit mulut dan kuku (PMK). Hingga kini, kasus PMK di Kabupaten Mojokerto sudah terdeteksi di 16 kecamatan.

"Kemarin HUT Kabupaten Mojokerto sudah meluncurkan aplikasi Tumbas. Ini salah satu solusi kami bisa memfasilitasi penjualan daging sapi, kambing dalam kondisi sehat. Sementara pasar hewan ditutup, jual beli tetap bisa dilakukan. Jadi nanti tim Disperindag akan turun ke pedagang yang akan menjual ternaknya. Dipastikan sehat dulu baru bisa dilakukan distribusi. Tetapi kami lokalisasi di Kabupaten Mojokerto saja," kata Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati usai penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Ngrame, Pungging, Rabu (11/6/2022).

Dokter hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto juga akan melakukan pemantauan hingga daging sapi diantar ke RPH.

Baca juga:
Melihat Dari Dekat Balai Ternak Senilai Rp500 Juta di Lamongan

"Ini nanti yang akan menjadi sumber ketersedian daging sapi di Kabupaten Mojokerto. Disperindag memantau terus, sehingga proses distribusi sapi potong untuk kebutuhan konsumsi bisa langsung dari peternak. Kemudian ke rumah potong hewan dan langsung distribusi ke pasar," ungkap Ikfina.

Setiap harinya, kebutuhan sapi potong di Kabupaten Mojokerto mencapai 2.000 ekor. Hingga saat ini sebanyak 622 sapi sudah terjangkit penyakit PMK dari virus Foot Mouth Disease (FMDV). 10 Ekor sapi di antaranya mati.

Baca juga:
Kandang Ternak di Lamongan Terbakar, 3 Hewan Mati Terpanggang

"Saat ini di kabupaten 51.300 sapi potong, masih cukup dalam masa inkubasi dan kami berusaha mengendalikan PMK. Kita tidak perlu khawatir karena virus ini tidak menyerang manusia. Untuk menjamin keyakinan masyarakat, teman-teman yang di rumah hewan potong ini dipastikan sapi yang sehat," pungkasnya.