Pixel Codejatimnow.com

Pilpres 2024

Survei Merdeka Institute: Sentimen Positif Netizen tentang Prabowo Meroket

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Prabowo Subianto bersama MKP Trenggono saat bersilaturahmi ke kediaman Habib Lutfi (Foto: Dok. jatimnow.com)
Prabowo Subianto bersama MKP Trenggono saat bersilaturahmi ke kediaman Habib Lutfi (Foto: Dok. jatimnow.com)

Surabaya - Lembaga Survei Merdeka Institute merilis tingkat elektabilitas calon presiden (capres) di dunia maya. Hasilnya, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto paling sering dibicarakan netizen secara positif dibanding empat calon lainnya.

Merdeka Institute menyebut Prabowo Subianto sebagai capres papan atas (top five) yang memiliki sentimen positif tertinggi di dunia maya.

Capres papan atas yang dimaksud adalah tokoh-tokoh yang elektabilitanya selalu masuk lima besar dalam berbagai survei lembaga-lembaga riset mainstream.

"Mereka adalah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil," ujar Peneliti Senior Merdeka Institute, Mohammad Yafi dalam siaran pers yang diterima jatimnow.com, Kamis (21/4/2022).

Menurut Yafi, Prabowo menjadi capres yang banyak memperoleh sentimen positif dari netizen. Sebanyak 25,4% dari total netizen yang membicarakan Prabowo cenderung menyampaikan ujaran positif dan hanya 12,4% yang cenderung bernada negatif. Sisanya 62,2% bersifat netral.

Capres dengan sentimen positif terbaik kedua adalah Ganjar Pranowo. Sedangkan, netizen yang anti 'politik Islam' menempatkan Anies sebagai enemy sehingga selalu mereka gempur dengan percakapan negatif yang mengarah pada ujaran kebencian. Apapun yaang dilakukan Anies selalu disikapi negatif oleh netizen anti 'politik Islam' semacam itu.

"Adapun mengenai tingginya sentimen positif tentang Prabowo Subianto dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, kinerja positif Prabowo sebagai menteri terbaik dalam Kabinet Jokowi Jilid II ternyata cukup membuka mata publik mengenai totalitas Prabowo mengemban tugas negara," terang Yafi.

Kedua, sikap Prabowo yang jarang sekali mau terlibat dalam percakapan tentang Capres 2024 diapresiasi publik sebagai sosok yang tidak ambisius nyapres seperti beberapa menteri lain dalam Kabinet Jokowi Jilid II.

Ketiga, pernyataan-pernyataan Prabowo yang cenderung mengarah pada pencarian solusi daripada membangun kontroversi atas berbagai masalah nasional akhir-akhir ini.

Baca juga:
Prabowo: Mas Anies, Muhaimin, Senyum Anda Berat Sekali...

Data hasil survei Merdeka Institute tentang sikap netizen (Foto: Tangkapan layar video)Data hasil survei Merdeka Institute tentang sikap netizen (Foto: Tangkapan layar video)

"Berdasarkan analisis Merdeka Institute, selain memiliki sentimen positif tertinggi, Prabowo Subianto mempunyai tingkat potential reach lebih tinggi dibandingkan capres lima besar lainnya. Ini menegaskan bahwa Prabowo akan jauh lebih melesat sebagai capres 2024 apabila Ketua Umum Partai Gerindra itu mulai serius dan masif memanfaatkan internet dan berbagai platform media sosial untuk pembentukan opini publik," papar dia.

Prabowo Subianto merupakan salah satu tokoh yang belum mengoptimalkan penggunaan media sosial menyambut kontestasi Pilpres 2024 dibandingkan tokoh-tokoh lain seperti Anies Baswedan, Erick Thohir, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil (RK).

"Berdasarkan analisis tema dan hashtag masing-masing capres, terlihat percapakan tentang Prabowo Subianto di dunia maya cenderung bersifat organik. Sedangkan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dan Anies Baswedan tampak beberapa hashtag, analisis percakapan tentang meraka cenderung direncanakan (by-design)," tambah Yafi.

Baca juga:
KPU Tetapkan Prabowo - Gibran jadi Presiden - Wapres, Paslon 03 Tak Hadir

Ini mengindikasikan bahwa Prabowo sebagai capres belum mengoptimalkan peran media sosial dan internet pada umumnya. Sedangkan Ganjar, Ridwan Kamil, dan Anies cenderung telah mempersiapkan diri berkontestasi di dunia maya.

Untuk diketahui, metodologi analisis dalam riset yang dilakukan Merdeka Institute kali ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstrasi opini dalam bentuk teks. Analisis menggunakan keyword nama-nama capres top five yang sering muncul dalam publikasi survei lembaga-lembaga riset mainstream.

Dataset dikumpulkan mulai 9 hingga 20 April 2022. Penentuan periode analisis ini didasarkan pada beberapa event atau isu besar nasional, seperti demo mahasiswa, polemik 3 periode dan kekerasan terhadap Ade Armando. Metode ekstraksi opini dilakukan dengan teknik knowledge discovery in data base (KDD).

Merdeka Institute adalah salah satu lembaga survei opini publik yang bernaung di bawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI).