Pixel Codejatimnow.com

Usai 2 Truk Terseret Lahar Dingin Semeru, Warga Tetap Menambang Pasir

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Rizal Adhi Pratama
Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka, saat meninjau Sungai Regoyo pascabanjir lahar dingin. (Foto: Humas Polres Lumajang)
Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka, saat meninjau Sungai Regoyo pascabanjir lahar dingin. (Foto: Humas Polres Lumajang)

Malang - Meski sudah ada 2 truk yang hanyut terkena lahar dingin Gunung Semeru, namun warga masih tetap saja menambang pasir di Sungai Regoyo, Dusun Glendang Petung, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.

Hal ini terlihat ketika Kapolres Lumajang, AKBP Dewa Putu Eka, mendatangi lokasi banjir lahar dingin. Terlihat masih ada truk-truk dan beberapa warga yang menambang pasir.

Dalam kesempatan tersebut, Putu mengingatkan warga yang menambang agar lebih berhati-hati mengingat saat ini masih memasuki musim penghujan. Ditambah Gunung Semeru masih dalam level siaga atau level 3.

"Peristiwa kematian hendaknya dijadikan acuan bagi masyarakat khususnya penambang agar. Jadi saat ada informasi banjir lahar maka segera berhenti melakukan aktivitas penambangan dan menarik semua peralatan pembangunan ke atas sungai," tegasnya, saat mengunjungi Sungai Regoyo, Rabu (20/4/2022).

Sementara itu, warga sekitar yang juga menjadi saksi mata banjir lahar dingin Gunung Semeru di Sungai Regoyo, Abdul Rouf mengatakan memang Sungai Regoyo menjadi tempat tambang pasir sejak dulu.

"Karena ada beberapa aliran lahar Semeru di sana. Misalnya ada yang ke Tempursari, Sungai, Regoyo, ada juga yang ke Curahkobokan. Jadi setiap hari ada penambang, karena memang kebutuhan hidup untuk makan," ujarnya.

Baca Juga: Nekat Angkut Pasir, 2 Truk Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru di Lumajang

Baca juga:
Bangun Tanggul Bronjong di Desa Purorejo Lumajang untuk Pindahkan Aliran Sungai

Ia juga menjelaskan, banjir lahar dingin tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Sehingga memang sangat membahayakan para penambang pasir yang tengah bekerja.

"Kalau banjir lahar dingin tidak menentu, tergantung cuaca di Curahkobokan di lereng Semeru," jelas pria yang juga seorang YouTuber dengan nama channel Sultan Lele

Lebih lanjut, Rouf menceritakan kemarin banjir lahar dingin terjadi sekitar pukul 12.00 siang, saat itu intensitas banjir masih kecil. Baru setelah jam 13.00 WIB, terjadi banjir susulan yang intensitasnya lebih besar.

Baca juga:
Banjir Lahar Dingin Semeru Seret Satu Truk, Begini Kondisi Sopir dan Penambang

"Saat jam 12 siang itu belum ada hujan, baru jam setengah satu itu ada hujan dan terjadi banjir susulan. Waktu itu hujan sangat deras sampai ada petirnya," tandasnya.

Banjir lahar dingin yang membawa material pasir dan pohon sendiri baru selesai sekitar pukul 15.00 WIB. Saat ini ia mengatakan belum ada banjir lagi di Sungai Regoyo.

"Kalau sekarang alhamdulillah sudah tidak banjir lagi, hanya hujan yang sedikit deras," jelasnya.