Pixel Codejatimnow.com

Dugaan Kekerasan Seksual Oknum Mahasiswa Surabaya Viral di Medsos

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Ilustrasi
Ilustrasi

Surabaya - Dugaan kekerasan seksual kembali terjadi. Kali ini dilakukan mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) Surabaya. Kasus tersebut diunggah salah satu akun media sosial Instagram pada Sabtu (1/1/2022).

Dari pantauan jatimnow.com, Selasa (18/1/2022), unggahan tersebut mendapatkan 1.338 tanggapan. Pada unggahan tersebut memaparkan pemerkosaan itu dilakukan oleh oknum aktivis gerakan kampus dan demisioner BEM salah satu fakultas di universitas tersebut.

Kronologinya pada 3,5 bulan yang Ialu, korban dikenalkan dengan pelaku (MKA atau OCD) oleh teman korban. Kemudian korban dengan MKA mulai chatting.

Tiga hari kenal, MKA (OCD) meminta korban untuk menemani rapat. Namun MKA (OCD) meminta korban untuk menjemput dengan dalih MKA (OCD) tidak ada motor. Saat perjalanan korban merasa aneh karena jalan yang dilewati sepi, seperti bukan jalan menuju ke lokasi rapat.

"Lalu di tengah perjalanan, MKA (0CD) berhenti ke sebuah toko untuk membeli minuman keras. Setelah itu lanjut perjalanan dan sampailah ke kos pelaku. Korban bingung kenapa justru berhenti di kos. Korban dibohongi," ujar akun anonim tersebut.

"Sekitar jam 22.00 setelah MKA minum miras. Ia meminta korban melakukan persetubuhan. Korban dalam keadaan sadar dan tidak minum miras. Pada waktu itu, korban sedang haid," imbuhnya.

Baca juga:
KPAI di Lamongan Desak Pemenuhan Rehabilitas Psikologis Korban Kekerasan Seksual

MKA (OCD) tidak peduli akan hal itu dan korban dipaksa untuk mencuci alat kelamin, untuk berujung pada tindak persetubuhan. Korban tetap menolak.

"Pelaku terus memaksa untuk bersetubuh. Karena terdesak dan terjadi relasi kuasa yang timpang, korban membersihkan darah haidnya dan terjadilah pemerkosaan," paparnya.

"Saat perkosaan terjadi, MKA mengatakan ke korban "kamu yang kuat ya kalo sama aku. soalnya aku hypersex”," imbuhnya.

Baca juga:
Tahun 2023, Angka Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Lamongan Menurun

Timbul pemerkosaan karena korban tidak sepakat/consent untuk disetubuhi.

"Nb: mereka tidak dalam hubungan pacaran," tandasnya.