Pixel Codejatimnow.com

Mengenali Penyebab Gagal Jantung

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Dr. Andrianto, dr., Sp.JP(K) FIHA, FAsCC. (Foto: Istimewa)
Dr. Andrianto, dr., Sp.JP(K) FIHA, FAsCC. (Foto: Istimewa)

Surabaya - Permasalahan pada jantung bisa terjadi kepada siapa saja. Salah satu yang kerap terjadi adalah gagal jantung. Namun tidak semua orang dapat menyadari dan mengenali apakah dirinya mengalami permasalahan pada jantung.

Kebanyakan fenomena yang terjadi di masyarakat adalah seseorang yang tiba-tiba dinyatakan meninggal sehabis bekerja dan diduga akibat gagal jantung.

Pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr. Andrianto, dr., Sp.JP(K) FIHA, FAsCC mengatakan ketika seseorang mengalami overwork maka akan terjadi peningkatan beban yang berlebihan melampaui beban normal jantung semestinya.

Sehingga secara otomatis jantung akan memenuhi kebutuhan tubuh melalui mekanisme kompensasi. Mekanisme ini pada dasarnya adalah daya kerja cadangan jantung yang digunakan untuk mengatasi beban kerja jantung berlebih.

“Pada titik tertentu mekanisme kompensasi jantung akan gagal dan jika terjadi overload maka hal ini bisa mengakibatkan gagal jantung,” ujar Andrianto, Rabu (1/12/2021).

Menurutnya, gagal jantung tersebut dapat terjadi secara akut atau kronik. Gagal jantung akut terjadi pada seseorang yang sebelumnya tidak tahu jika memiliki kelainan jantung tertentu dan kemudian mengalami gejala gagal jantung secara tiba-tiba.

Baca juga:
Berikut 3 Gagasan PKS Jatim: Pangan, Sehat, dan Kerja

Sedangkan gagal jantung kronik terjadi pada seseorang yang memiliki kelainan jantung tertentu disertai dengan menurunnya fungsi dan terjadi sudah beberapa lama.

“Gagal jantung akut yang baru atau perburukan gagal jantung kronik dapat dipicu oleh aktivitas yang berlebihan atau overwork. Oleh karenanya diperlukan keseimbangan kemampuan dan beban tubuh utamanya organ jantung dalam aktivitas sehari-hari untuk mencegah terjadinya gagal jantung,” tegasnya.

Sementara itu agar tidak mengalami gagal jantung, Dr Adrianto menyarankan agar tetap menjaga kesehatan organ jantung. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan perubahan pola hidup yang sehat bisa dilakukan seperti mengendalikan faktor risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, hiperkolesterol, obesitas, stress, menghindari merokok, olahraga rutin serta diet rendah lemak dan rendah garam.

Baca juga:
Hari Kesehatan Nasional, Pj Wali Kota Malang Minta Jajarannya Jaga Komitmen Pembangunan Kesehatan

Namun jika seseorang telah didiagnosa oleh dokter mengidap penyakit tertentu seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, atau diabetes mellitus maka konsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter secara tepat dan kontrol secara rutin juga menjadi salah satu cara agar tidak mengalami gagal jantung.

“Check up kesehatan regular baik sehat atau sakit, diagnosis dan pengobatan penyakit jantung yang tepat secara dini dapat mencegah kejadian gagal jantung yang membebani dikemudian hari,” tandasnya.