Pixel Codejatimnow.com

Kapal Tongkang Rusak di Banyuwangi, Seribu Ton Batu Bara Tumpah

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Rony Subhan
Kapal tongkang angkut batu bara yang karam di Banyuwangi (Foto: Roni jatimnow.com)
Kapal tongkang angkut batu bara yang karam di Banyuwangi (Foto: Roni jatimnow.com)

Banyuwangi - Ribuan ton material batu bara tumpah ke laut lepas usai kapal tongkang Gold Trans 308 kandas dan mengalami kebocoran di perairan Teluk Pangpang, Kecamatan Muncar, Banyuwangi.

Kapal yang mengangkut 7.500 meteriks ton batu bara itu, sebelumnya dilaporkan terjebak dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Baca juga: 

Kebocoran mengakibatkan posisi kapal miring 30 derajat. Setidaknya sekitar 1.000 ton material batu bara tumpah ke laut lepas.

“Kurang lebih ada sekitar 1.000 ton material batu bara yang jatuh ke laut,” kata Hardianta, salah satu kru tugboat KR 306 Samarinda yang bertugas menarik kapal tongkang tersebut, saat dikonfirmasi Senin (8/11/2021).

Baca juga:
Kapal Tongkang yang Miring di Perairan Masalembu Belum Bisa Dievakuasi Akibat Cuaca Buruk

Material batu bara yang jatuh ke laut, diketahui sejak adanya kebocoran kapal dari perairan Kepulauan Sepudi, Kabupaten Sumenep, hingga akhirnya kapal berhenti di perairan Teluk Pangpang, Muncar Banyuwangi.

“Untuk material batu bara, kita tidak tahu jatuhnya di mana. Karena dari perjalanan (saat diketahui adanya kebocoran lambung kapal) sudah jatuh,” ungkapnya.

Untuk saat ini, kata Hardianta, pihaknya masih berupaya melakukan perbaikan lambung yang bocor agar posisi kapal bisa normal kembali. Kendati demikian, belum diketahui secara pasti kapan kapal tersebut selesai diperbaiki.

Baca juga:
Kapal Tongkang Bermuatan Kayu Terdampar di Masalembu Sumenep Akibat Cuaca Ekstrem

“Sebagian sudah ditambal. Sudah ada kenaikan posisi kapal di lambung kiri. Untuk kapan selesainya, kita belum tahu. Karena ini masih bongkar lagi di bagian belakang untuk menambal kebocoran,” ungkapnya.

Tumpahan material batu bara tersebut dikhawatirkan berdampak pada pencemaran lingkungan dan merusak ekosistem laut di kawasan Teluk Pangpang. Sebab, material batu bara ini tidak bisa terurai dan mengandung racun yang sangat berbahaya bagi biota laut.