Pixel Codejatimnow.com

Peringati Sumpah Pemuda, FBM Gelar Bedah Buku 'NKRI Harga Mati'

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Farizal Tito
Bedah buku berjudul 'NKRI Harga Mati' di Ballroom Surabaya Town Square.
Bedah buku berjudul 'NKRI Harga Mati' di Ballroom Surabaya Town Square.

Surabaya - Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Forum Beda tapi Mesra (FBM) bekerja sama dengan Yayasan Pondok Kasih menggelar bedah buku berjudul 'NKRI Harga Mati' di Ballroom Surabaya Town Square, Jalan Hayam Wuruk No. 6, Surabaya.

Buku itu ditulis oleh Prof Dr Ali Maschan Moesa dan diterbitkan oleh penerbit Jenggala Pustaka Utama, Surabaya.

Acara diselenggarakan dengan membatasi jumlah maksimal peserta, serta tetap menerapkan protokol kesehatan secara konsisten sesuai Peraturan Walikota Surabaya No 67/2020 tentang penerapan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Bedah Buku pada Sabtu (30/10/2021) tersebut menghadirkan sejumlah narasumber sebagai penanggap. Antara lain dosen Universitas Kristen Petra Surabaya, Dr Linda Bustan: dosen Universitas Bhayangkara Surabaya, Brigjend Pol Purn Dr FX Soemarno; dan dosen Universitas Tujuhbelas Agustus Surabaya, Prof Dr Soetanto Soepiadhy.

Selaku moderator adalah Anggota Komisi A DPRD Jatim, Yordan M Bataragoa.

Prof Dr Ali Maschan Moesa menyebut, acara bedah buku ini merupakan serangkaian Gelar Seni Budaya dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93, dengan mengangkat tema “Teguhkan Kembali Keindonesiaan Kita!”.

Baca juga:
Kiat Sukses Ning Ais di Balik Buku Perempuan Semua Bangsa

"Karena itu ada pembacaan teks Sumpah Pemuda dan tampilan tari-tarian dari berbagai suku, serta lagu-lagu daerah yang mewarnai di awal dan akhir acara," ujarnya, Selasa (2/11/2021).

Prof Moesa menjelaskan, diselenggarakannya bedah buku untuk menghadirkan ruang diskusi terbuka bagi seluruh komponen anak bangsa, serta membedah akar permasalahan yang ada dalam NKRI. Selain itu, untuk memberikan solusi bagi permasalahan yang ada di Indonesia.

“NKRI Harga Mati adalah keyakinan kita, keyakinan para pendiri bangsa, dan harus dilestarikan oleh generasi berikutnya," terang Prof Dr Ali Maschan Moesa.

Baca juga:
Relawan Nderek Guru di Kediri Bedah Buku Biografi Habib Luthfi bin Yahya

Masyarakat khususnya generasi muda, lanjutnya, dapat memahami lebih dalam tentang NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Selain dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, acara tersebut juga dihadiri oleh organisasi/instansi dari pelbagai unsur keagamaan, pemuda dan pemerintahan. Antara lain PWNU Jatim, PW Muhamadiyah Jatim, MUI Jatim, PW DMI Jatim, FKUB Jatim, BAMAG Jatim, Permabudi Jatim, MAKIN Jatim.

Selain itu juga hadir Parisada Hindu, Penghayat Kepercayaan, PW GP Ansor Jatim, PW Pemuda Muhamadiyah Jatim, GAMKI Jatim, GMKI, PD PPM Jatim, FKPPI Jatim, Pemuda Pusura, Pemuda Pancasila Jatim, Bakesbangpol Jatim, Kantor Kemenag Jatim, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim.