Pixel Codejatimnow.com

Wisudawan Terbaik Untag

Angkat Permasalahan Covid-19, Mahasiswi Untag Surabaya Raih Tesis Menarik

Editor : Redaksi  Reporter : Advertorial
Ananda Sa’adatul Maulidia, S.Psi, M.Psi, peraih predikat tesis menarik di Untag Surabaya.
Ananda Sa’adatul Maulidia, S.Psi, M.Psi, peraih predikat tesis menarik di Untag Surabaya.

jatimnow.com - Mengangkat permasalahan pandemi Covid-19, tesis mahasiswi Program Studi Magister Psikologi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, mendapat predikat tesis menarik dalam lulusan semester genap 2020/2021.

Adalah Ananda Sa’adatul Maulidia, S.Psi, M.Psi, penyusun tesis ‘Hubungan Kepercayaan Politik dan Intensitas Penggunaan Media Sosial dengan Keyakinan Teori Konspirasi COVID-19’.

Ananda akan dikukuhkan sebagai Magister Psikologi pada Wisuda Semester Genap 2020/2021 Untag Surabaya, yang akan digelar secara daring pada 25 September mendatang bersama 1.277 wisudawan lainnya.

Terkait penelitian tesisnya, Ananda mengaku ide ini berawal dari observasinya pada lingkungan sekitar dan diskusi seputar virus Covid-19.

“Ternyata pandangan mereka begitu beragam dan banyak juga yang masih menganggap bahwa COVID-19 bagian dari konspirasi,” kata Ananda, Kamis (23/9/2021).

“Hal ini tentunya menarik untuk diketahui lebih lanjut, sebab biasanya keyakinan konspirasi hanya ditemukan untuk permasalahan politik, tapi ternyata dalam permasalahan kesehatan juga bisa ditemukan," ungkapnya.

Penelitian kuantitatif pada 349 sampel tersebut dilatarbelakangi oleh pandemi COVID-19 yang menciptakan krisis sosial hingga banyak masyarakat yang mempercayai adanya konspirasi.

Baca juga:
Perjuangan Mahasiswa Vokasi Unesa Diterima Kuliah di Almamater Personel Coldplay

“Sebelumnya orang bisa bebas kemana saja, pasti (COVID-19) membuat individu merasa terancam dan mereka cenderung mencari ‘kambung hitam’ untuk disalahkan,” papar Ananda.

Sebagai bencana nasional, lanjutnya, COVID-19 turut berpengaruh pada kepercayaan politik masyarakat. Apalagi masyarakat bisa mengakses media sosial dengan mudah.

Dengan teknik korelasional, penelitian Ananda menyasar warga negara Indonesia berpendidikan minimal SMA/SMK dengan rentang usia 19-40 tahun yang aktif menggunakan media sosial dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

“Tantangannya adalah mencari subjek dan memastikan mereka benar benar mengisi. Karena penyebaran kuesioner dilakukan online, memang bisa tersebar dengan cepat namun untuk memastikan mereka mengisi dengan tidak asal-asalan cukup menjadi kendala," urainya.

Baca juga:
6 Atlet Mahasiswa Unitomo Surabaya Diganjar Bonus Beasiswa Penuh Kuliah S2

Lebih lanjut Ananda memaparkan hasil penelitiannya, kepercayaan politik berhubungan negatif dengan keyakinan konspirasi COVID-19 bahwa kepercayaan politik yang rendah bisa memicu teori konspirasi.

"Sebaliknya, hubungan positif justru ditunjukkan oleh intensitas penggunaan media sosial. Sehingga Semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial maka semakin tinggi keyakinan konspirasi COVID-19,” jelasnya.

Dari hasil penelitiannya tersebut, Ananda menyarankan agar pesan pemerintah terkait COVID-19 dapat terpusat, sehingga akan konsisten dan tidak spekulatif.