Pixel Codejatimnow.com

Stop Bullying! Jaga Kesehatan Mental Anak Penderita Bibir Sumbing

Editor : Redaksi  Reporter : Sandhi Nurhartanto
Pasien bibir sumbing setelah operasi
Pasien bibir sumbing setelah operasi

jatimnow.com – Kepedulian terhadap anak-anak dengan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut, terus disuarakan.

Smile Train mengajak masyarakat untuk mendukung penghentian perundungan atau bullying yang kerap terjadi, dengan meluncurkan kampanye Stop Bullying Bibir Sumbing!

Ditandai dengan video yang menunjukkan urgensi penanganan komprehensif terhadap kondisi bibir sumbing, termasuk dukungan psikologis yang berpengaruh terhadap kesehatan mental.

Smile Train mencatat, terdapat 540 bayi di dunia dan 1 dari 700 bayi di Indonesia terlahir dengan kondisi sumbing dan atau celah langit-langit mulut. Jika tidak ditangani dengan segera, berpotensi memberi dampak pada fisik, tetapi juga dari segi psikis.

Tidak jarang mereka menjadi korban bullying dan mengalami penolakan dari lingkungan terdekat. Hal ini berdampak terpuruknya rasa percaya diri anak. Bahkan tidak jarang anak juga merasa cemas dan menyerah terhadap masa depannya.

"Karena adanya perbedaan fisik, anak dengan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut mengalami dampak psikis yang bisa berasal dari dalam maupun dari luar dirinya," kata Psikolog Klinis, Sahabat Orang Tua & Anak (SOA) Parenting & Education Support Center yang bermitra dengan Smile Train Indonesia, Hanlie Muliani dalam siaran pers ke redaksi, Jumat (10/9/2021).

Misalnya merasa tidak seberuntung anak-anak lain, merasa diperlakukan tidak adil hingga mengalami penolakan dari lingkungan sekitar berupa intimidasi, ejekan bahkan pengucilan.

Tak jarang kondisi ini justru karena kurangnya pemahaman masyarakat akan apa itu bibir sumbing dan bagaimana kita harus menyikapinya. Jika dibiarkan terus menerus anak dapat merasa minder, putus asa, dan kecewa dengan kehidupannya.

"Oleh karena itu, tindakan operasi juga perlu disertai dengan penanganan komprehensif yang meliputi pendampingan psikologis, baik kepada pasien maupun keluarganya. Ajakan untuk Stop BullyingBibir Sumbing!adalah sesuatu yang baik dan perlu kita laksanakan secara konsisten," ujarnya.

Secara alami, kondisi bibir sumbing dan/atau celah langi-langit mulut berpotensi membawa dampak fisik seperti kesulitan bicara, makan, dan bernafas, sehingga penanganan sebaiknya dilakukan sedini mungkin.

Pada pendampingan psikologis, penting untuk ditanamkan pula bahwa harga diri manusia tidak hanya diukur melalui tampilan fisik, namun pikiran, hati, dan perbuatannya.

Baca juga:
Antusiasme Warga Ikut Operasi Katarak hingga Bibir Sumbing Gratis Polda Jatim

Lebih lanjut, perundungan dari lingkungan sekitar berpotensi membuat anak-anak dengan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut merasa cemas akan masa depannya.

Country Manager Smile Train Indonesia, Deasy Larasati mengatakan video Stop Bullying Bibir Sumbing! dari Smile Train Indonesia, bermaksud untuk menggugah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental anak yang mengalami bibir sumbing dan/atau celah langit.

"Merupakan pengalaman tersendiri bagi kami ketika bertemu atau berinteraksi dengan para pasien dan keluarganya.Kisah para pasien yang kerap mendapat perundungan atau pengucilan di lingkungannya selalu membuat kami tersentuh. Untuk itu, kami melihat pentingnya upaya nyata untuk meluruskan pola pikir ini, melalui edukasi kepada keluarga pasien dan masyarakat luas, serta dimulainya kampanye Stop Bullying Bibir Sumbing!," ujar dia.

"Melalui kampanye ini, kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menghentikan segala bentuk bullying kepada mereka yang memiliki kondisi bibir sumbing dan/atau celah langit-langit mulut. Mari kita sama-sama lindungi senyum dan kesehatan mental mereka, untuk memberikan mereka masa depan yang lebih cerah," harapnya.

Tidak hanya kolaborasi dengan para mitra, rumah sakit dan tenaga medis, dukungan dari tokoh masyarakat juga turut berperan.

Seperti Maria Harfanti, Miss Indonesia 2015 yang telah ikut serta dalam berbagai kampanye yang dilakukan oleh Smile Train Indonesia.

Baca juga:
Bayi Tanpa Batok Kepala Disebut Jadi Kasus Pertama di Ponorogo

"Bullying merupakan sesuatu yang perlu dihentikan dan kita dapat memulainya dengan menerima sesama apa adanya. Saya juga setuju bahwa kita sebagai masyarakat memiliki tanggung jawab sosial untuk menerima dan mendukung anak bibir sumbing dan/atau celah langit untuk kehidupan dan masa depan yang lebih baik. Sudah selayaknya kita memperlakukan tiap manusia dengan penerimaan dan rasa hormat seperti halnya kita ingin diperlakukan," ujarnya.

Sejak tahun 2002, Smile Train Indonesia telah memberikan operasi gratis kepada lebih dari 95,000 anak di penjuru Nusantara.

Smile Train mengusung program Comprehensive Cleft Care (CCC) yang meliputi edukasi memahami kondisi sumbing, operasi, pelayanan terapi wicara, hingga konseling dan dukungan kesehatan mental; yang diberikan oleh Smile Train Indonesia bersama para mitranya secara gratis.