Pixel Codejatimnow.com

PPKM Darurat Diperpanjang

Cerita Dibalik Terpasangnya Bendera Putih di Jalan Sasak Surabaya

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Ni'am Kurniawan
Bendera putih terpasang di depan toko Jalan Sasak Surabaya (Foto Zain Ahmad/jatimnow.com)
Bendera putih terpasang di depan toko Jalan Sasak Surabaya (Foto Zain Ahmad/jatimnow.com)

jatimnow.com - Terpasangnya sejumlah bendera warna putih di kawasan Jalan Sasak, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya disebut karena warga dan pedagang di sana menyerah dengan diberlakukannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Ya sebenarnya ya menyerah juga walau saya tidak ikut memasang bendera putih itu," kata salah satu pengelola toko parfum di Jalan Sasak, Surabaya, Ahmad kepada jatimnow.com, Jumat (23/7/2021).

Ia menyebut, menyerahnya para pedagang atau pemilik toko dikarenakan keadaan pasar yang tidak seramai dulu lagi.

Baca juga: Viral Video Sejumlah Bendera Putih Terpasang di Jalan Sasak Surabaya

"Menurun itu sudah pasti, semasa pandemi itu sudah total. Nah ditutup pukul 20.00 Wib (saat PPKM Darurat diberlakukan red) itu bikin tambah lagi, semakin berat lagi. Jadi sudah awalnya berat terus kena pukul 20.00 WIb itu sudah tidak ada lagi total. Ya bisa dipastikan setiap hari itu nggak ada orang masuk, awalnya kan memang sudah sepi, terus karena PPKM ini," tegasnya.

Diakuinya, kini nasib para pedagang dan warga semakin tidak menentu.

Baca juga:
Ini Kronologi Kejadian Pelaku Curanmor di Ponorogo yang Kepergok Warga

"Kena PPKM ini nol sudah, biasanya ada 1-2 orang. Omzet kalau dapet Rp 50 ribu itu bagus sudah . Dapat satu orang bagus itu. Itu sudah syukur soalnya banyak toko yang buka tapi tidak dapat," lanjutnya.

Senada dengan Ahmad, salah satu PKL yang berjualan menu Sea Food dan berlokasi di dekat Jalan Sasak Surabaya, Jannata Sofbulloh membenarkan jika PPKM Darurat yang kini kembali diperpanjang menyebabkan menurunnya pembeli.

"Omzet ya jeblok bahkan hampir tidak ada. Sehari dapat dua atau tiga orang itu sudah bagus," kata dia.

Baca juga:
Begini Nasib Pelaku Curanmor di Ponorogo usai Kepergok Warga

Dirinya menyebutkan jika mempunyai pengalaman tidak menyenangkan saat buka sore dan disuruh tutup oleh petugas Satpol PP.

"Masak pernah jam 17.00 Wib saya baru buka, kursi-kursi itu mau dibawa ya saya pasang badan menolak. Saya ngambil itu di Kantor Satpol PP Surabaya disuruh bayar," tandasnya.