Pixel Codejatimnow.com

Banjir Rendam Jerman dan Belgia, Korban Tewas Tercatat 170 Orang

Editor : REPUBLIKA.co.id  Reporter : REPUBLIKA.co.id
Warga menggunakan rakit karet di tengah banjir setelah Sungai Meuse jebol saat banjir besar di Liege, Belgia, Kamis, 15 Juli 2021 (Foto: AP/Valentin Bianchi via Republika)
Warga menggunakan rakit karet di tengah banjir setelah Sungai Meuse jebol saat banjir besar di Liege, Belgia, Kamis, 15 Juli 2021 (Foto: AP/Valentin Bianchi via Republika)

jatimnow.com - Korban meninggal dunia dalam banjir parah di Jerman barat dan Belgia naik menjadi 170 jiwa, Sabtu (17/7/2021) waktu setempat. Luapan sungai dan banjir bandang meruntuhkan ratusan rumah, menghancurkan jalan, dan kabel listrik sehingga banyak komunikasi terputus.

Korban mungkin bakal bertambah, sebab ratusan orang masih dinyatakan hilang atau tidak dapat dijangkau. Beberapa daerah tidak dapat diakses karena ketinggian air yang tinggi sementara komunikasi masih terputus di beberapa tempat.

Sekitar 143 orang meninggal dalam bencana alam terburuk di Jerman dalam lebih dari setengah abad. Sementara di Belgia, jumlah korban meninggal karena banjir naik menjadi 27 orang.

Penduduk dan pemilik bisnis berjuang untuk mengambil harta benda mereka di kota-kota yang hancur karena banjir bandang.

"Semuanya hancur total. Anda tidak mengenali pemandangannya," kata Michael Lang, pemilik toko anggur di kota Bad Neuenahr-Ahrweiler di Ahrweiler, sambil menahan air mata.

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengunjungi Erftstadt di negara bagian North Rhine-Westphalia. Wilayah tersebut menyisakan sedikitnya 45 tewas karena bencana alam.

"Kami berduka dengan mereka yang kehilangan teman, kenalan, anggota keluarga. Nasib mereka mencabik-cabik hati kita," ujar Presiden Steinmeier.

Sekitar 700 warga dievakuasi pada Jumat (16/7/2021) malam setelah sebuah bendungan jebol di kota Wassenberg dekat Cologne. Namun, Wali Kota Wassenberg Marcel Maurer mengatakan, ketinggian air telah stabil sejak malam. Meski demikian, Bendungan Steinbachtal di Jerman barat tetap berisiko jebol.

Phak berwenang mengatakan, sekitar 4.500 orang dievakuasi dari rumah-rumah di hilir dekat bendungan tersebut. Steinmeier mengatakan akan memakan waktu beberapa pekan sebelum kerusakan penuh, yang diperkirakan membutuhkan beberapa miliar euro dalam dana rekonstruksi.

Baca juga:
Bantuan untuk Korban Banjir Dringu Probolinggo Terus Mengalir

Kanselir Jerman Angela Merkel diperkirakan akan melakukan perjalanan pada Ahad waktu setempat ke Rhineland Palatinate, negara bagian yang merupakan rumah bagi desa Schuld yang hancur. Selama beberapa hari terakhir, banjir memutus aliran listrik dan komunikasi dari seluruh komunitas.

Sebagian besar banir melanda negara bagian Rhineland Palatinate di Jerman dan Rhine-Westphalia Utara dan Belgia timur. RWE (RWEG.DE), produsen listrik terbesar di Jerman, mengatakan, bahwa tambang terbukanya di Inden dan pembangkit listrik tenaga batubara Weisweiler terkena dampak besar-besaran.

Pihaknya mengatakan, pembangkit tersebut beroperasi pada kapasitas yang lebih rendah setelah situasi stabil. Di provinsi Luksemburg dan Namur di Belgia selatan, pihak berwenang bergegas untuk memasok air minum ke rumah-rumah.

Ketinggian air banjir perlahan turun di bagian paling parah di Belgia sehingga memungkinkan penduduk memilah barang-barang yang rusak karena terendam air.

Baca juga:
Warga Dringu Probolinggo Terdampak Banjir Butuh Popok hingga Susu Bayi

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengunjungi beberapa daerah pada Sabtu sore. Operator jaringan kereta api Belgia Infrabel juga menerbitkan rencana perbaikan jalur, beberapa di antaranya akan kembali beroperasi hanya pada akhir Agustus.

 

Lihat Artikel Asli

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama jatimnow.com dengan Republika.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Republika.co.id