Pixel Codejatimnow.com

Covid-19 Masih Mengancam, Warga Serbu Penjual Degan Hijau di Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Salah satu penjual degan hijau di kawasan Manyar Sabrangan, Surabaya
Salah satu penjual degan hijau di kawasan Manyar Sabrangan, Surabaya

jatimnow.com - Maraknya informasi yang menyebut bahwa air degan hijau bisa menambah imunitas agar tidak mudah terkena Covid-19, membuat omzet para penjual degan hijau di Surabaya meningkat.

Seperti di kawasan Manyar Sabrangan, Surabaya. Di masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang, kawasan yang dikenal sebagai sentra penjual kelapa muda ini ramai didatangi warga untuk memburu degan hijau.

Salah satu penjual bernama Lukman Hidayatullah (27) mengatakan, di tengah menurunnya perekonomian masyarakat secara umum, dirinya jusrtu kebanjiran rezeki. Dalam sehari, Hidayat mampu menjual sekitar 500 degan hijau yang ia datangkan langsung dari Lumajang.

"Biasanya kita sekali kulak (order) satu pikap isi 500 degan hijau. Order dari Lumajang. Dulu (saat PSBB dan PPKM Mikro) biasanya dua sampai tiga hari baru habis, sejak buka jam 08.00 sampai 20.00 WIB. Sekarang setengah hari sudah habis," ungkapnya, Jumat (9/7/2021).

Seiring meningkatnya jumlah permintaan, harga yang dibandrol juga meningkat. Hidayat mengaku, peningkatan harga degan hijau itu mengikuti harga dari pemasok, bukan karena semakin diburu.

Baca juga:
Kenali Sistem Imun Anda, Sebagai Perisai Melawan Varian Virus Baru

"Dicari seminggu terakhir, kita jualnya Rp 35 ribu per biji. Kulaknya naik terus dari sananya (pemasok). Biasanya sebelum Covid-19, Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per biji. Nggak tau kalau di tempat lain. Kalau degan biasa Rp 8 ribu per gelas, kalau utuh Rp 15 ribu," papar dia.

Sementara rekannya, Hendy juga menuturkan, dalam beberapa hari terakhir, puluhan hingga ratusan orang silih berganti mencari degan hijau.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

"Sehari ratusan orang ke sini, mereka bergiliran cari degan hijau. Pernah ada yang borong sampai puluhan biji, biasanya dari kerja kantoran. Kalau konsumen yang pernah datang ke sini dari Gresik, Sidoarjo sampai Tanjung Perak. Katanya mereka pas beli ke sini di daerah sana sudah nggak ada," tuturnya.

Meski dibanjiri pembeli, Hendy mengaku tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Mereka juga mengikuti regulasi PPKM Darurat, mulai dari jam buka hingga meniadakan minum di tampat atau hanya melayani take away.