Pixel Codejatimnow.com

Ditutup Selama PPKM Darurat, Ini Tanggapan Pengelola Mal di Kota Mojokerto

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Achmad Supriyadi

jatimnow.com -  Pemerintah resmi memberlakukan PPKM Darurat di Jawa dan Bali guna menekan penyebaran Virus Covid-19.

Salah satunya yang menerapkan adalah Sunrise Mall. Pusat perbelanjaan di Kota Mojokerto itu terlihat sepi dari pengunjung, Sabtu (3/7/2021).

Chief Marketing Sunrise Mall, Andiyanto Vino mengatakan pihaknya mendukung kebijakan pemerintah yang memberlakukan PPKM Darurat.

"Kami mendukung kebijakan pemerintah yakni PPKM Darurat diterapkan di beberapa pusat perbelanjaan. Kami menerapkan hal yang sama dengan menutup semua bidang non esensial tenand (store). Kami hanya melayani tenand esensial seperti farmasi, ATM center, telekomunikasi dan makanan itu hanya melayani take away (antar pesan)," kata Vino.

Ia menambahkan, di Sunrise Mal ada 120 gerai dan yang buka hanya tidak lebih dari 10 gerai untuk melayani pembelian hanya dengan take away.

"Dampaknya sangat besar sekali, terus terang sampai saat ini banyak pemilik tenand yang merasa sangat kesulitan secara bisnis dan harus terpaksa merumahkan pegawai sementara. Kemudian juga terbebani biaya operasional lain. Sementara di internal kami harus otomatis merumahkan dan mengurangi karyawan yang biasanya beroperasi normal," ungkapnya.

Baca juga:
ASN hingga Karyawan Swasta Dilarang Cuti Akhir Tahun

Menurut Vino, karyawan Sunrise Mal ada sekitar 200 orang dan hari ini masih normal dan akan ada pengurangan untuk kedepannya.

"Kami berharap Pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan PPKM Darurat ini cukup dua minggu saja. Kalau sampai ini terus saya bisa pastikan ekonomi kolaps dan banyak tenand kami tutup seperti tahun kemarin," lanjut dia.

Masih kata Vino, pihaknya bakal merugi Rp 1 Miliar hingga Rp 2 Miliar dengan penerapan PPKM darurat. Sementara untuk tenand bisa merugi ratusan juta.

Baca juga:
Alun-alun Kota Batu Dibuka, Anak-anak Boleh Masuk

"Hari ini kami belum bisa menghitung. Melihat tahun kemarin kerugian kami mencapai Rp 1 Miliar hingga Rp 2 Miliar per bulan. Bagi tenand mungkin bisa mencapai ratusan juta," papar Vino.

"Kami melakukan langkah-langkah karena ini memang tutup dengan saving cash, mengurangi jumlah pegawai, melakukan penghematan seperti mematikan daya listrik seperti lift, lampu dan ac," pungkasnya.