Pixel Codejatimnow.com

Warga di Banyuwangi Protes Rencana Kenaikan Tarif Air yang Dikelola HIPPAM

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Rony Subhan
Warga protes terhadap kenaikan tarif air
Warga protes terhadap kenaikan tarif air

jatimnow.com - Puluhan warga Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi melakukan protes terhadap kenaikan tarif air dari sumur yang dikelola oleh Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (HIPPAM) Tirto Suci. Tarif air yang semula Rp 2 ribu menjadi Rp 3 ribu per meter kubik.

Diketahui, Tirto Suci mempunyai 5 tandon air dari 3 sumur yang disalurkan ke 1400 titik. Dari 1.400, untuk 110 titik tidak ditarik biaya pendaftaran karena terdiri dari warga yang tidak mampu dan tempat ibadah.

Sedangkan bagi penyalur awal mendaftar, dikenakan biaya Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu dan biaya beban per bulan Rp 3 ribu serta biaya per meter kubik Rp 2 ribu.

Salah satu perwakilan warga, Anggi Yolanda meminta selain rencana kenaikan biaya air ditiadakan juga menuntut trasparansi dalam pengelolaan uang sejak 10 tahun terakhir.

"Kami menolak kenaikan iuran, kami juga meminta pertanggungjawaban laporan secara akuntabel selama 1 dekade terakhir," katanya, Sabtu (29/5/2021).

Baca juga:
Persik Kediri Laporkan Wasit Gedion ke PT Liga Indonesia Baru

"Kami anggap pengurus Tirta Suci ini gagal. Saya meminta restrukturisasi pengurus dengan orang-orang baru lewat rakyat yang diambil dari 3 dusun," ujar dia.

Mereka juga mengeluhkan jika pengadaan air bersih bukan milik pribadi atau kelompok melainkan bantuan dari pemerintah.

“Ini kan bantuan pemerintah, kenapa memberatkan masyarakat. Saya pasang awal bayar Rp 600 ribu, beban per bulan Rp 3 ribu dan dikenakan biaya Rp 2 ribu per meter kubik. Ini akan dinaikkan lagi oleh pengurusnya," keluhnya.

Baca juga:
Warga Tulungagung Wadul ke DPRD Buntut Rusaknya Jalan Akibat Aktivitas Tambang

Perwakilan pengelola Tirta Suci, Parnoto menjelaskan saat dalam musyawarah dari mulai awal dilaksanakan penarikan telah disampaikan ke warga.

"Kenapa kita naikkan, karena dalam kurun waktu yang lama ini kami masih mengalami defisit disebabkan banyaknya perawatan sejak 2 tahun terakhir. Biaya itu penggantian pipa dan pengeboran lagi sebab sumur jebol. Sehingga dana yang kita kumpulkan selama ini untuk mencukupi biaya operasional kurang. Mangkannya rencana kita naikkan seribu per meter kubik," kata dia.