Pixel Codejatimnow.com

Sederet Langkah Dilakukan untuk Tangani Dampak Gempa di Malang

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Titan
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau gedung MAN 3 Malang di Kecamatan Turen
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau gedung MAN 3 Malang di Kecamatan Turen

jatimnow.com - 698 unit bangunan di Kabupaten Malang rusak akibat gempa magnitudo 6,1 pada Sabtu (10/4/2021). Secara rinci ada 525 kerusakan ringan, 114 kerusakan sedang dan 57 rusak berat.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau wilayah terdampak gempa. Tujuan pertama yaitu Gedung MAN 3 Malang di Kecamatan Turen. Total ada 14 sekolah, 14 fasilitas kesehatan, 26 rumah ibadah dan 6 fasilitas umum rusak.

Gubernur Khofifah berpesan, perbaikan bangunan rusak harus segera dilakukan, menyiapkan tempat pengungsian bagi warga terdampak serta evakuasi korban. Hal itu menjadi prioritas utama. Terlebih beberapa hari lagi masuk bulan ramadan, sehingga musala dan masjid jadi prioritas.

"Harus segera dilakukan perbaikan. Kita terus koordinasi antar sektor. Tadi saya sudah sampaikan ke Pangdam V Brawijaya, nanti pihak TNI melalui Kodim dan Korem ikut membantu evakuasi atau penanganan gempa," ungkapnya.

Menurutnya, Pemprov Jatim sudah berkoordinasi dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo dan beberapa pihak lain yang terkait untuk segera melakukan tindakan.

"Tujuannya agar penangganan bisa segera dilakukan dan mendapat solusi yang paling tepat. Sekarang tim dari Pemkab Malang dan Pemprov Jatim juga tengah mengidentifikasi serta menginventarisir kerusakan yang ditimbulkan gempa untuk memastikan besaran nominal yang digelontorkan," tegasnya.

Untuk anggaran akan dialokasikan melalui Bantuan Tak Terduga (BTT) baik itu Pemprov Jatim atau pemda setempat.

Baca juga:
Gempa M 4,9 Goyang Perairan Malang, Sejumlah Wilayah di Jatim Bergetar

"Namun harus disinkronkan terlebih dahulu. Apa yang akan disupport pemprov dan disiapkan oleh pemda," tuturnya.

Sementara untuk tempat pengungsian harus secara khusus. Sebab berbeda antara tempat pengungsian korban banjir dan gempa. Pengalamannya, rata-rata masyarakat yang mengalami kejadian gempa memiliki trauma psikologis.

"Bahkan tadi ada gempa susulan, masyarakat banyak yang panik. Ada kecenderungan suasana trauma psikologis penanganannya harus dibedakan pada saat menyiapkan tempat pengungsian untuk warga terdampak," paparnya.

Baca juga:
Balai Desa hingga Masjid Rusak Akibat Gempa di Selatan Jatim

Gubernur Khofifah menyebut, selanjutnya pemerintah daerah juga harus menyiapkan dapur umum, karena merupakan prosedur standard untuk penanganan bencana.

"Demi kelayakan tempat pengungsian dan memberikan jaminan pada para pengungsi," tutupnya.