Pixel Codejatimnow.com

Kisah Cahyo, Pensiunan Guru yang Kini Jadi Musisi Jalanan di Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  
Cahyo saat bermain saksofon di tepi Jalan Tidar, Surabaya pada Selasa (9/3/2021) - Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com
Cahyo saat bermain saksofon di tepi Jalan Tidar, Surabaya pada Selasa (9/3/2021) - Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com

jatimnow.com - Memainkan alat musik, mulai dari saksofon hingga biola sudah mendarah daging bagi Cahyono Hadi, pensiunan guru kesenian asal Surabaya. Setelah pensiun, pria 68 tahun itu tetap bermusik, meski di jalanan.

Menjadi street musician atau musisi jalanan dipilih Cahyo-sapaan akrabnya untuk mengisi hari-harinya. Pensiunan PNS Tahun 2018 itu kerap memainkan alat musik saksofon dan biola di sepanjang Jalan Tidar hingga Jalan Pacuan Kuda, Surabaya.

"Saya memang guru kesenian dan memiliki spesialisi memainkan alat musik tiup, juga biola," ungkap Cahyo saat ditemui jatimnow.com di Jalan Tidar, Selasa (9/3/2021).

Cahyo menambahkan, dia diangkat menjadi guru PNS sejak Tahun 1985. Setelah 7 tahun ditempatkan mengajar di Pamekasan, Madura, 7 kemudian dia ditempatkan di SMP Negeri 3 Pare, Kediri. Lalu masuk Surabaya untuk mengajar di SMP YBPK selama 2 tahun.

Cahyo saat bermain saksofon di tepi Jalan Tidar, Surabaya pada Selasa (9/3/2021)Cahyo saat bermain saksofon di tepi Jalan Tidar, Surabaya pada Selasa (9/3/2021)

"Kemudian saya mengajar di SMP Negeri 3 Surabaya selama 14 tahun dan SMP Negeri 48 Surabaya selama 7 tahun hingga pensiun," paparnya.

Meski dua anaknya kini sudah mapan, Cahyo tetap memilih bermusik, meski di jalanan. Katanya, hobi itu memang kehendak pribadi untuk mengisi hari tuanya.

Baca juga:
Kemedikbudristek Beri Lisensi untuk Musisi Jalanan, Jadi Akses di Ruang Publik

"Musik itu ekspresi buat saya. Ibaratnya orang sufi kalau nggak dzikir dalam sehari, maka dia akan mati," ungkap Cahyo.

Cahyo juga mengaku nyaman dengan apa yang ia lakukan saat ini. Menurutnya, ekspresi musik memang seharusnya memiliki kebebasan dan bisa dilakukan di manapun serta kapanpun.

Bahkan, Cahyo rela menempuh perjalanan hingga 4 kilometer dengan jalan kaki dari rumahnya di kawasan Asemorowo, menuju lokasi biasanya ia memainkan alat musik di tepi jalan.

Baca juga:
Melalui Festival, Pemkab Banyuwangi Ajak Musisi Jalanan Tampil di Kafe-Hotel

"Alat musik koleksi saya hampir semuanya produk dari Jerman. Ada saksofon, biola juga," tambahnya.

 

Reporter:  Ni'am Kurniawan