Pixel Codejatimnow.com

Azrul Curhat: Risma dan Eri Tak Respon saat Diajak Besarkan Sepak Bola

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Budi Sugiharto
Foto istimewa
Foto istimewa

jatimnow.com - Wali Kota Tri Rismaharini maupun Kepala Bappeko Eri Cahyadi ternyata pernah diajak terlibat untuk membesarkan sepak bola di Surabaya. Sayangnya, tak pernah ada respon.

Melalui blog pribadinya, happywednesday.id, Presiden Persebaya Azrul Ananda membuat tulisan berjudul 'Untuk Sepak Bola Surabaya'.

Dalam tulisannya itu, Azrul curhat sulitnya mengajak Pemkot Surabaya untuk berkolaborasi melakukan pembinaan sepak bola di Kota Pahlawan.

Saat redaksi jatimnow.com melihat blog Azrul, Senin (7/12/2020), putra mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan itu, ternyata pernah mengajak Wali Kota Tri Rismaharini dan Kepala Bappeko Eri Cahyadi untuk terlibat, tapi tak pernah ada respon.

"Saya dan teman-teman manajemen sudah tiga kali bertemu dengan pihak Pemkot. Sekali di sebuah restoran 'netral', sekali di kantor saya, dan sekali di Kantor Bappeko.

Bahkan, di kantor Bappeko itu, di depan Eri Cahyadi (saat itu menjadi kepala Bappeko), Azrul pernah menggambarkan konsep piramida itu.

"Kami sudah berdiskusi cukup detail bagaimana penerapannya dan efek-efeknya. Termasuk memenuhi harapan Eri mendapatkan jabatan sebagai ketua pembina di program itu," kisahnya.

Sayangnya, setelah itu tidak ada kelanjutannya. Ia menilai segalanya jadi seolah percuma, hampir dua tahun tidak ada kelanjutannya lagi.

Jangankan berkolaborasi, kata Azrul, berkomunikasi dengan Pemkot Surabaya bahkan berlanjut jadi sesuatu yang sulit.

"Saya pernah bertemu hanya berdua dengan Bu Risma, yang begitu saya cintai dan dulu saya dorong habis-habisan untuk menjadi wali kota, dan saya bertanya langsung Ibu mau apa. Tolong sampaikan ke saya langsung," kenangnya.

Saat itu, lanjut Azrul, tidak ada jawabannya. "Saya bingung. Banyak orang ikut bingung," katanya.

Baca juga:
Final Liga Ramadan, Tuan Rumah Rebut Gelar Juara

Meski demikian, Azrul tetap mencintai Risma. Bagaimana pun, dia telah membawa kota kebanggaan ini menjadi kota yang indah.

"Semua orang ada positif dan negatifnya. Tergantung persepsi yang memandangnya. Tapi bagaimana pun, kita tak pernah boleh menjelek-jelekkan Bu Risma. Sampai kapan pun!" tegas Azrul.

Namun, Risma sekarang sudah tidak bisa maju lagi menjadi wali kota. Surabaya, kata dia, membutuh estafet lagi, ke orang yang bisa membawa kota ini naik kelas lagi.

Dan untuk naik ke level yang lebih tinggi itu, meneruskan saja tidak cukup.

"Kita butuh pemerintah kota yang punya kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan banyak pihak," tandasnya.

Baca juga:
Otak-atik Peluang Persik Kediri Lolos Championship Series Usai Kalah dari PSIS

Ia menilai pembinaan sepak bola di Surabaya hanyalah bagian kecil dari itu. Tapi, lanjut dia, pembinaan sepak bola di Surabaya bisa menjadi simbol dari itu.

"Simbol kolaborasi banyak elemen di Surabaya, membangun program dan piramida yang kokoh. Simbol bahwa kota yang maju, yang dibangun bukan hanya infrastrukturnya, tapi juga manusianya," terangnya.

Pada 9 Desember ini, ia mengingatkan kepada masyarakat Surabaya memilih orang yang tegas dan jelas.

"Saya sudah tahu pilihan saya. Anda mungkin juga sudah tahu pilihan saya. Ini bukan hanya untuk Surabaya kotanya. Ini untuk seluruh warganya!," tulis Azrul.