Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Lagi, Kader PDIP Surabaya Tidak Mendukung Erji

Editor : Budi Sugiharto  Reporter : Jajeli Rois
Kader PDIP Surabaya Anugrah Ariyadi bersama Ketua DPC Dominikus Adi Sutarwijono  dan Whisnu Sakti Buana
Kader PDIP Surabaya Anugrah Ariyadi bersama Ketua DPC Dominikus Adi Sutarwijono dan Whisnu Sakti Buana

jatimnow.com - Lagi, kader PDIP Surabaya yang tidak mendukung pasangan calon Wali Kota Eri Cahyadi dan Calon Wakil Wali Kota Armudji (Erji) yang diusung partainya. Ia mengaku telah kecewa.

Kader tulen itu adalah Anugrah Ariyadi. Dia pernah menjadi anggota DPRD Surabaya.

Anugrah memutuskan bergabung 'Banteng Ketaton' untuk memenangkan pasangan nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman (Maju) yang didukung 8 partai dan 1 parpol non parleman. PDIP dan PSI ke Erji.

Kader PDIP yang dekat Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana ini mengaku telah dikecewakan Erji maupun pengurus PDIP Surabaya termasuk Ketua Dominikus Adi Sutarwijono.

Hal itu disampaikan Anugrah kepada jatimnow.com, Sabtu (28/11/2020)

"Awak dewe wis ndlosor sampai nyelondohi, raiku wis tak buwak nang peceren (saya berusaha mengawali, wajah saya kubuang ke selokan)," katanya memulai melalui voice note

"Aku sak durunge mutusno (mendukung 02) koyok seperti ini ngene (sebelum saya memutuskan seperti saat ini), aku wis mencoba menghubungi para pengambil keputusan nang Erji agar aku iso bantu-bantu nang Erji," lanjut Anugrah.

Namun upaya Anugrah itu bertepuk sebelah tangan. Ia mengaku tidak mendapat respon.

"Tapi gak direken blas, bos. Gak direken blas (tapi tidak dihiraukan)," katanya.

Mantan wakil ketua Komisi B ini berdalih jika tidak adanya respon itu bukanlah isapan jempol belaka.

"Aku duwe buktine. Engkuk nek ditakoni partai, ta buka kabeh ambek aku (saya punya buktinya kalau nanti ditanyain partai. Saya buka semuanya)," ungkap dia yang mengaku permintaan kaos bergambar Machfud Arifin - Mujiaman di wilayahnya cukup besar itu.

"Aku wis tau chat nang nggone Ketua DPC PDIP (Dominikus Adi Sutarwijono - red), bahwasanya aku ngewangi opo iki mas Adi nang nggone Erji.

Adi, kata Anugrah menjawab. "Iyo mas engkuk tak rembug dhisik mas (iya nanti kita bicarakan dahulu mas, begitu jawaban Mas Adi," bocor Anugrah.

Anugrah bak mendapat angin surga. Hingga sekarang, dirinya tak pernah berjumpa dengan Adi.

"Wis sampai saiki nggak onok jebule (Sampai sekarang pun tidak ada kabar)," kata Anugrah.

Anugrah tidak menyerah. Dia berusaha menghubungi Ketua Bappilu Anas Karno, dia dijanjikan bahwa akan dirapatkan. Hingga saat ini juga tidak ada kabarnya.

Aku yo wis tau nge-chat nang nggone Anas, Mas Anas, Ketua Bappilu. Bos aku ngewangi opo nang Erji?”.

“Iyo bos, engkuk tak rapatno dhisik. Yo sampai saiki nggak onok jebule," ungkapnya.

Meski telah dikecewakan, Anugrah tetap berusaha meminta tugas untuk membantu Erji yang diusung PDIP. Eri Cahyadi maupun Armudji juga dihubunginya. Namun, usahanya muspro alias sia-sia.

Anugrah Ariyadi membagikan kaos 02

"Aku yo wis chat nang Mas Eri bolak-balik, yo dijanjeni ketemu-ketemu thok tapi yo nggak ketemuan (Saya juga sering chat ke Mas Eri tapi juga tidak pernah ketemu)," katanya.

"Cak Ji (Armudji), yo wes tahu ta tekakno nang omah. Ditabrak ambek arek-arek, yo keplayon gak memenuhi komitmen (Cak Ji juga begitu, ditabrak anak-anak juga tidak komitmen," imbuhnya.

Armudji, kata Anugrah, menjanjikan membuat posko (pemenangan).

"Jarene sanggup ngerubah Posko Whisnu Sakti dadiPoskone Erji, yo gak dirubah (katanya sanggup mengubah p
Posko Whisnu Sakti menjadi Posko Erji, tetapi tidak dirubah)," ungkapnya.

Begitupula janji memodifikasi mobil ambulans, tetapi tidak terealisasi.

"Jarene sanggup ngerubah ambulans-né Whisnu Sakti dadi ambulans-né Erji, yo gak dirubah," tegasnya.

"Trus maringono chat nang aku, Cak Ji njaluk tolong gawe kegiatan nang wilayahku (terus menghubungi saya. Cak Ji minta tolong dibuatkan kegiatan di wilayah saya, 100 wong danae mek 2000 (sebutan Rp 2 juta). Wis tak tawakno nang arek-arek, yo gak onok sing gelem (seratus orang dananya dikasih dua ribu, dananya cuma 2000/sebutan Rp 2 juta. Sudah saya tawarkan ke anak-anak, tetapi tidak ada yang mau)," bebernya.

"Lha trus yo opo awak dewe iki. Aku wis nyelondohi koyok ngunu se nggak diuwongne. Yo wis tak tarungno sisan ae. Aku tak ngerek gendero gawe Banteng Ketaton. Wis opo jare yo, engko nek diceluk partai, aku wes nduwe senjata bukti lengkap tau chat nang Eri, tau chat nang nggone Adi, chat nang nggone Anas. Gak onok jebule kabeh (Terus saya harus bagaimana. Saya sudah memulai tetapi tidak dimanusiakan. Ya sudah, saya tarungkan sekalian aja. Saya mengibarkan bendera Banteng Ketaton, nanti kalau dipanggil partai, saya sudah punya bukti lengkap, pernah chat ke Eri, pernah saya chat ke Adi, chat ke Anas, tidak ada kabarnya semua)," kata Anugrah.