Pixel Codejatimnow.com

Kisah Guru Tidak Tetap 10 Tahun Menumpang Angkutan Sayur ke Sekolah

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mahfud Hidayatullah
Lestari Rahayu yang mengajar di SMPN 5
Lestari Rahayu yang mengajar di SMPN 5

jatimnow.com - Lestari Rahayu (37), seorang guru tidak tetap (GTT) harus menumpang angkutan yang memuat sayur untuk menuju ke SMPN 5 yang berada di Desa Ledok Ombo, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo.

Itu dilakukan karena rumahnya yang berada di RT 04 RW 14, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo jaraknya sekitar  45 kilometer dari tempat mengajarnya.

"Untuk jarak yang saya tempuh dari rumah menuju sekolah, kurang lebih 45 kilometer. Sebab lokasinya berada di daerah dataran tinggi," katanya, Rabu (25/11/2020).

Menurutnya, ia harus memilih mengajar di tempat terpencil sejak Tahun 2010 lalu karena di Kota Probolinggo dirinya sulit menjadi guru karena banyak tenaga pendidik.

"Tawaran tempat mengajar meski lokasinya jauh tetap saya jalani. Karena saya memang bercita-cita ingin menjadi seorang guru," ujarnya.

Perempuan lulusan Universitas Panca Marga (UPM) Probolinggo tahun 2007 itu mengaku, selama satu tahun dirinya rela meski tidak mendapatkan gaji.

Baru pada tahun 2011 hingga 2016 lalu, dirinya akhirnya mendapatkan gaji Rp 150 ribu setiap bulannya.

"Alhamdulilah sejak tahun 2017 kemarin, saya sudah mendapatkan SK Bupati Probolinggo terkait Guru PTT. Untuk bayaran saya saat ini sudah Rp 1,3 juta setiap bulannya," ungkapnya.

Agar tidak telat untuk mengajar, ia mengaku berangkat dari rumahnya dari pukul 05.30 Wib.

Baca juga:
Pengajuan Kredit di Pegadaian Kraksaan Meningkat Pasca-Lebaran

"Awalnya memilih numpang pada teman sampai Pasar Kecamatan Bantaran, sebab saya tidak bisa naik sepeda. Lalu saya naik angkutan umum tujuan Kecamatan Sumber dan tiba di sana pukul 07.30 Wib. Sedangkan pulangnya saya numpang pada mobil muatan sayuran," katanya.

Kini dirinya tidak lagi naik angkutan MPU karena kerap terlambat di sekolah.

"Saya pilih untuk menumpang angkutan sayur baik pulang dan pergi. Mau gimana lagi, dijalani saja karena bagi saya seorang guru itu suatu pekerjaan yang mulia," lanjut dia.

Seringnya menumpang angkutan sayur itu membuat Lestari Rahayu bertemu dengan jodohnya. Ia menikah yakni Sunarto (40), warga asal Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo.

Baca juga:
30 Orang Tua di Probolinggo Lulus Program SOTH, Apa Itu?

"Suami saya dulunya sopir sayur yang biasa memuat sayur dari Kecamatan Sumber ke Kota Probolinggo. Di sana saya sering numpang mobilnya dan berjodoh," tandasnya lalu tersenyum.