Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Beredar Rekaman Dugaan Rekomendasi Eri-Armudji Rp 50 Miliar, Benarkah?

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Paslon nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armudji
Paslon nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armudji

jatimnow.com - Beredar rekaman suara yang menyinggung dugaan jual beli rekom pencalonan di Pemilihan Wali Kota (pilwali) Surabaya 2020.

Dalam rekaman berdurasi 6 menit 12 detik, disebut jika pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Eri Cahyadi-Armudji membayar ke DPP PDIP senilai Rp 50 Miliar untuk mendapatkan rekomendasi.

"Tanggal 9 Desember nanti kita ada hajatan pilkada, pilwali. Nah sekarang ini kita dihadapkan dengan situasi yang sangat bagi kita sulit. Bagi orang lain tidak, karena memang ini pilihan. Kita dihadapkan pada sesuatu hal yang memang mungkin teman-teman sudah akhir dari segalanya," bunyi suara pria yang diduga di dalam sebuah pertemuan itu.

Dari rekaman tersebut, sang pemilik suara mengaku sebagai ketua PAC Bulak bernama Bang Ris. Itu terdengar pada rekaman dari menit 02:53. Ketua PAC PDIP Bulak diketahui memang dipegang Riswanto.

"Kita bukan tidak sepakat, ya kita tidak siap menerimanya. Tapi karena ini memang perintah dari DPP pusat, ibu ketua umum yang tanda tangan, ya kita harus hormat. Kalau tidak hormat, ya tidak usah masuk ke PDI Perjuangan," katanya.

"Terus apa yang harus kita kerjakan? Bapak ibu sekalian tunggu perintah dari Bang Ris. Sampai sekarang pun Bang Ris belum ada perintah dari DPC. Belum ada perintah dari tim sukses," tambahnya.

Dari suara yang mengaku 'Bang Ris' itulah muncul informasi dugaan jika rekomendasi turun ke Eri Cahyadi-Armudji karena membayar.

"Bapak ibu mungkin sudah tahu ceritanya, kalau Pak Eri dan Pak Armudji membayar di DPP Rp 50 Miliar. Apa ada yang sudah paham ya?. Jadi Pak Eri dan Pak Armudji itu membayar Rp 50 Miliar di Jakarta. Makanya Pak WS (Whisnu Sakti) nggak direkom. Kalau kita melihat itu, kan kita sakit," katanya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Saya pernah ngomong ke Pak Armudji. Pak Armudji mohon maaf saya tidak ada dana. Kalau ada dana saya jalan. Kalau tidak ada dananya, saya tidur," tambahnya.

"Dan Pak Armuji menyampaikan, saya siap. Siapnya kita nggak tahu. Makanya, bapak ibu teman sekalian, monggo bergerak dengan inisiatif teman-teman silahkan. Bergabung dengan relawan Eri ya silahkan, saya tidak melarang," imbuhnya.

Situasi tersebut, disebut, membuat dilema para kader banteng. Sang pemilik suara ini melihat di masyarakat bahwa Eri Cahyadi lebih tertarik dan lebih senang bermain dengan relawannya daripada dengan kader partai.

"Tapi kalau untuk secara formal PAC Bulak, tunggu perintah dari Bang Ris. Tunggu perintah saya selaku ketua. Artinya kita tidak menghalang-halangi, tidak. Tapi kita harus menunggu perintah DPC seperti apa. Karena mengkondisikan orang butuh dana tidak sedikit. Jadi kalau ada masyarakat yang ingin mengadakan pertemuan," jelasnya.

Membantah

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Sementara itu, Ketua PAC PDIP Bulak Riswanto saat dikonfirmasi jatimnow mengaku tidak tahu dan tidak pernah mengadakan pertemuan.

"Saya tidak pernah mengadakan pertemuan," jawab Riswanto saat dikonfirmasi, Selasa (29/9/2020) pagi.

Sedangkan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Adi Sutarwijono belum merespon. Dan dihubungi melalui telepon pada pukul 08.19 Wib, juga tidak menjawab.