Pixel Codejatimnow.com

Demi Sekolah Anak, Yasir Tetap Menjahit Meski Terdampak Covid-19

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mahfud Hidayatullah
Yasir saat menjahit pakaian pesanan pelanggan
Yasir saat menjahit pakaian pesanan pelanggan

jatimnow.com - Pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat Yasir Abdul (48), warga Kelurahan Sumberwetan, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo menjahit dan memermak pakaian-pakaian bekas milik pelanggannya.

Setiap hari, Yasir mangkal di sebuah bedak Pasar Mangunharjo, Kecamatan Mayangan. 25 tahun sudah Yasir menekuni pekerjaannya itu hingga berhasil mengantar anaknya kuliah di perguruan tinggi.

"Alhamdulillah anak saya yang nomor satu sudah bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Di IAIN Jember," ungkap Yasir, Rabu (9/10/2020).

Yasir mengaku, dalam sehari, dia mendapat hasil Rp 120 hingga 150 ribu dari jasanya memermak pakaian bekas.

"Dari hasil kerja ini saya kumpulkan dan saya sisihkan untuk pendidikan anak," jelasnya.

Yasir mendapat keahlian menjahit dari belajar dan mengikuti kursus saat dirinya duduk di bangku SMA.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

"Akhirnya keahlian ini menjadi mata pencaharian saya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan pendidikan anak saya," ujar pria kelahiran Kabupaten Jember itu.

Hingga hari ini, Yasir dikaruniai lima orang anak, yang semunya menempuh pendidikan. Keinginan anaknya bisa lulus perguruan tinggi memang menjadi impian dan cita-cita Yasir. Sebab dia ingin anaknya bisa menjadi orang sukses, tidak seperti dirinya.

"Saya ingin memberikan ilmu kepada anak-anak saya dengan jalan saya sekolahkan mereka. Sehingga kelak dia menjadi orang yang berhasil. Biarlah saya yang bekerja sebagai penjahit ini," tambahnya.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

Di masa Pandemi Covid-19, Yasir mengakui bahwa pendapatannya mengalami penurunan yang cukup besar. Namun dalam dua bulan terakhir, pendapatannya berangsur-angsur normal.

"Kalau tiga bulan kemarin warga yang datang untuk memperbaiki pakaian jarang sekali. Mereka rata-rata takut keluar karena Corona," tandasnya.