Pixel Codejatimnow.com

Ketua DPRD Surabaya Yakini Pembelian Rumah Bung Karno Sudah Teliti

Editor : Redaksi  Reporter : Budi Sugiharto
Adi mendampingi Wali Kota Tri Rismaharini saat serah terima rumah kelahiran Bung Karno pada 17 Agustus 2020
Adi mendampingi Wali Kota Tri Rismaharini saat serah terima rumah kelahiran Bung Karno pada 17 Agustus 2020

jatimnow.com - Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono akhirnya buka suara terkait rumah kelahiran Presiden Soekarno atau dikenal sebagai Rumah Bung Karno di Surabaya.

Namun ia menolak bicara teknis. Ketua PDI Surabaya itu mempersilahkan menanyakan ke Pemkot Surabaya. Namun ia meyakini jika Pemkot Surabaya tdak grusa-grusu tentang pembelian rumah bersejarah itu.

"Soal teknis, saya tidak tahu. Bisa dikonfirmasi ke Pemkot Surabaya. Tapi saya yakin Pemkot Surabaya teliti dan cermat tentang pembelian rumah itu," kata Adi, Senin (1/9/2020).

Ia berharap rumah kelahiran Bung Karno di Kampung Pandean Gang IV, juga kampung-kampung di Peneleh, bisa diwujudkan sebagai kawasan edukasi kebangsaan. 

Sehingga masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia bisa mengkhidmati perjuangan Bung Karno, Bapak Bangsa dan Proklamator Indonesia.

"Saya mendukung upaya-upaya pemkot untuk menyulap rumah kelahiran Bung Karno dan kampung-kampung di Peneleh sebagai kawasan edukasi kebangsaan," ujar Adi.

Rumah itu, kata Adi,sangat berharga bagi pembelajaran anak-anak muda dan masyarakat luas. Sehingga masyarakat punya pemahaman yang lengkap tentang perjuangan Bung Karno dan tentang ajaran-ajaran serta rasa cintanya yang tidak pernah habis pada Indonesia.

"Terutama wong cilik," tegasnya.

Dengan dimilikinya Rumah Bung Karno dan juga rumah bekas indekos milik Pak HOS Tjokroaminoto, serta situs-situs bersejarah lainnya, maka generasi muda dan masyarakat luas bisa menyelami bahwa di masa lalu Surabaya adalah dapur nasionalisme pergerakan kemerdekaan Indonesia.

"Atas dasar pemahaman itu, saya yakin Pemkot Surabaya sangat cermat dan berhati-hati dalam penyelamatan situs bersejarah, termasuk pembelian rumah kelahiran Bung Karno," katanya.

Adi mendampingi Wali Kota Tri Rismaharini saat serah terima rumah kelahiran Bung Karno pada 17 Agustus 2020.

Dan ternyata Pemkot Surabaya disebut belum melakukan pembayaran pembelian. Belum terjadinya pelunasan itu diungkap anggota Komisi A DPRD Surabaya Moch Machmud, Senin (1/9/2020) pagi.

"Sampai sekarang belum dibayar," jawab politisi Partai Demokrat ini.

Baca juga:
Kader Banteng Kota Yogyakarta Serap Api Perjuangan Bung Karno di Kampung Pandean dan Peneleh

Sesuai siaran pers Humas Pemkot Surabaya, Wali Kota Tri Rismaharini menyampaikan terimakasih banyak kepada para ahli waris rumah kelahiran Bung Karno yang telah sudi dan berkenan merelakan rumahnya diserahkan kepada Pemkot Surabaya. Menurutnya, rumah ini adalah rumah kebanggaan bersama dan merupakan symbol kebanggaan bersama.

"Terimakasih para ahli waris yang sudah sudi dan berkenan merelakan rumah kebanggaan kami, ini symbol kebanggaan kami. Nanti rumah ini akan kita jadikan museum, apalagi di kawasan ini banyak sejarahnya dan sudah kita beri titik-titik, seperti langgar, makam dan beberapa benda lainnya," kata Wali Kota Risma seusai menerima rumah kelahiran Bung Karno itu pada 17 Agustus 2020.

Pada materi siaran pers yang dikirimkan humas saat itu tidak disebutkan sama sekali jika rumah bersejarah itu dibeli pemkot.

"Kalau rela ya ga papa. Baik-baik, ajak. Tapi kemarin dinas tanah saya tanya, sudah diappraisal. Itu bisa diartikan ada tawar-menawar.
Kalau rela, pemkot kasih uang itu santunan atau istilah lain saperti uang jasa. Tidak pakai appraisal," ujar Machmud.

Harga yang disepakati dua belah pihak sengaja dirahasiakan. Baik pemkot maupun pemilik rumah bernama Jamela tutup mulut. Namun, Jamela sedikit membocorkan nilainya. Di atas Rp 1 Miliar.

Berapa nilai pembeliannya?

"Kalau masalah nilai, kita mohon maaf. Karena kan masih proses. Tapi kalau dibeli Pemkot (Surabaya) benar," jawab Jamela.

Baca juga:
Rumah Lahir Bung Karno Diresmikan jadi Wisata Sejarah

Apakah benar di atas Rp 1 Miliar?

"Iya, itu. Pokoknya ya itu sudah dibeli Pemkot, tapi masih proses," sebutnya.

Ketua Komisi D DPRD Surabaya Chusnul Chotimah sebelumnya memastikan bila Pemkot Surabaya melalui Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) membeli rumah itu.

"Dibeli dengan appraisal, kalau tidak salah sekitar Rp 1,2 M. Coba cek juga ke dinas tanah," kata Chusnul Chotimah pada pukul 09.02 Wib, Minggu (30/8/2020).

Tidak cuma-cuma?

"Tidak," jawab politisi PDIP ini.