Pixel Codejatimnow.com

Melihat Kerajinan Cangkir hingga Teko dari Bambu di Ponorogo

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Anang Purbantoro menunjukkan kerajinan cangkir dari bambu buatannya
Anang Purbantoro menunjukkan kerajinan cangkir dari bambu buatannya

jatimnow.com - Melimpahnya tanaman bambu di Desa Mojorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo membuat ide kreatif Anang Purbantoro muncul. Pria 33 tahun itu mengubah bambu-bambu menjadi cangkir berdaya jual tinggi.

Untuk membuat cangkir dari pohon bambu, pria single ini menyebut bahwa hanya memerlukan alat manual seperti gergaji. Bambu-bambu yang diambil dari belakang rumahnya itu kemudian dipotong menjadi beberapa bagian. Kemudian dibentuk sesuai pola yang diinginkan.

Setelah dibentuk polanya, bagian luar bambu dipotong lalu dihaluskan dengan amplas. Sedangkan untuk finishing, ia memakai mowilex air.

"Tergantung mau dibuat seperti apa. Dicorak seperti apa. Pengen polos pun boleh kok, menyesuaikan pesanan," terang Anang saat ditemui di rumahnya, Sabtu (8/8/2020).

Anang menambahkan, untuk membuat cangkir dari bambu itu hanya membutuhkan waktu relatif singkat. Untuk yang polos hanya memerlukan waktu 3 jam. Sedangkan untuk yang motif membutuhkan waktu berhari-hari, apalagi motif batik.

"Waktunya sehari bisa ndak selesai. Kalau satu set berpola gitu ya empat hari," jelasnya.

Baca juga:
Melihat Ragam Kerajinan Karya Warga Binaan Lapas Klas II B Tulungagung

Anang mengaku bahwa cangkir dari bambu itu tidak berbahaya. Bahkan kreasi itu sebagai bentuk mengurangi penggunaan plastik.

"Kebanyakan kan sekarang cangkir dari plastik. Dulu mbah-mbah (nenek moyang) kan minum juga menggunakan bumbung (tempat minum dari bambu)," tegasnya.

Untuk satu set cangkir bambu, Anang membandrolnya sekitar Rp 150 ribu. Menurutnya, satu set itu terdiri dari empat gelas, satu teko dan nampan.

Baca juga:
Dekranasda Bojonegoro Beri Dukungan dan Fasilitasi Pelaku UMKM Lokal

"Beda dengan yang bermotif batik. Kalau yang batik saya jual sebesar Rp 300 ribu satu set," ungkapnya.

Tambah Anang, meski usaha yang digelutinya itu relatif baru, tapi cangkir dari bambu itu sudah dikirim hingga Banyuwangi dan Bogor, Jawa Barat. Omzet selama satu bulan bisa sampai Rp 2,5 juta.

"Saya menjualnya secara online," pungkasnya.