Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Giliran Parpol Dipanggil Bawaslu Surabaya Terkait Eri Cahyadi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Bawaslu Kota Surabaya
Bawaslu Kota Surabaya

jatimnow.com - Setelah memanggil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga memanggil semua partai politik yang ada di Kota Pahlawan.

"Seluruh partai politik akan kita konfirmasi," ujar Ketua Bawaslu Kota Surabaya, Aqil Akbar saat dihubungi jatimnow.com, Selasa (18/2/2020) malam.

Hari ini, Bawaslu Surabaya mengirimkan surat ke seluruh partai politik (parpol) untuk dimintai keterangan terkait status Eri Cahyadi sebagai aparatur sipil negara (ASN) sudah atau belum mendaftar sebagai bakal calon Wali Kota Surabaya di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020.

"Surat sudah dikirimkan ke semua partai politik untuk dimintai keterangan apakah benar saudara Eri Cahyadi pernah mendaftar atau direkom dalam rangka Pilkada Surabaya Tahun 2020," tuturnya.

Setelah memintai keterangan Eri Cahyadi dan partai politik, Bawaslu akan menggelar pleno.

Baca juga:  

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Untuk pleno insyaAllah akan digelar pada Rabu (19/2/2020) besok," ungkapnya.

Pada Senin (17/2/2020) kemarin, Eri Cahyadi dipanggil untuk dimintai keterangan terkait sejumlah banner yang bergambar dirinya dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya.

Sebanyak 15 pertanyaan disodorkan pada Eri, di antaranya tentang gambar-gambar Eri yang terpampang di beberapa sudut Surabaya hingga banner yang tersebar. Eri juga dimintai keterangan apakah dia menggerakan massa yang menggelar deklarasi mendukung dirinya sebagai bakal calon wali kota Surabaya.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Pada waktu bersamaan, banyak warga yang mengatasnamakan Relawan Eri Cahyadi berada di halaman Kantor Bawaslu Surabaya untuk memberikan dukungan terhadap Eri yang sedang dimintai keterangan.

Agil menegaskan, Bawaslu Surabaya merasa tidak tertekan dengan kehadiran ratusan warga yang didominasi kaum ibu-ibu.

"Ya tidak apa-apa itu hak mereka. Ini kan kantornya masyarakat juga. Pada prinsipnya kami tidak menanggapi (aksi warga)," jelasnya.