Pixel Codejatimnow.com

Menangkap Peluang Pasar Halal Melalui Bisnis Startup Syariah

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Seminar 'Revolusi Bisnis Startup Syariah dan Industri Halal di Era 4.0' yang digelar Prodi Sarjana Ekonomi Syariah STIE Perbanas Surabaya
Seminar 'Revolusi Bisnis Startup Syariah dan Industri Halal di Era 4.0' yang digelar Prodi Sarjana Ekonomi Syariah STIE Perbanas Surabaya

jatimnow.com - Program Studi (Prodi) Sarjana Ekonomi Syariah STIE Perbanas Surabaya menggandeng Himpunan Mahasiswa Sarjana Ekonomi Syariah (Hima Eksyar) menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk 'Revolusi Bisnis Startup Syariah dan Industri Halal di Era 4.0', Kamis (13/2/2020).

Acara yang digelar di Auditorium Hall A Kampus 1 STIE Perbanas Surabaya itu diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan, meliputi dosen, guru ekonomi, mahasiswa, siswa, pelaku UMKM Jawa Timur hingga masyarakat umum.

Ketua Pelaksana Kemal Imaduddin mengatakan, seminar nasional ini merupakan rangkaian event Sharia Economy Festival 2020. Tema itu diangkat sebagai langkah konkrit menyikapi potensi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Menurut Kemal, dua poin yang ingin dicapai dalam acara tersebut, yaitu cara memulai bisnis startup dan industri halal Indonesia. Katanya, generasi muda harus bisa berbisnis digital karena sudah menjadi tuntutan di era industri 4.0. Dia juga ingin halal bukan sekadar menjadi hukum dalam islam.

"Saya pribadi, halal dalam bisnis menjadi budaya sehingga budaya halal akan menjauhkan dari aktivitas maksiat," terangnya.

Perlu diketahui, berdasarkan Global Islamic Finance Report 2019, Indonesia meraih peringkat pertama dalam mengembangkan ekonomi syariah. Kondisi tersebut berhasil menggantikan posisi Malaysia sebagai negara perintis ekonomi syariah.

CEO Zeniora Edukasi Tehnologi Moch. Siswan Afandi menjelaskan, bisnis digital atau startup pada dasarnya sama, tetapi model bisnisnya yang berbeda dan beragam. Ia pun memberikan tips kepada pelajar maupun mahasiswa yang ingin memulai bisnis startup. Hal yang harus dilakukan pertama adalah membentuk sesuai kompetensi masing-masing.

Baca juga:
Untag Surabaya Rawat Pemikiran Bung Karno Melalui Seminar Nasional Kebangsaan

"Kesalahannya, tim yang dipilih biasanya memiliki kompetensi sama. Jadi saat memulai bisnis membutuhkan biaya lebih untuk meng-huyer orang lain lagi. Ini bisa menambah pengeluran," jelas Afandi.

Hal lain yang harus dipenuhi bagi pelaku startup ini, meliputi komitmen, keprofesiolan setiap anggota tim, design thinking hingga pendanaan.

Ketua Chef Halal Indonesia (Tim Kurator UMKM Halal Bank Indonesia & Konsultan Halal), R. Muhammad Suherman menambahkan, support pemerintah terhadap industri halal sudah sangat luar biasa. Bahkan menurutnya, peluangnya juga sangat luar biasa.

"Industri halal itu di Indonesia sebenarnya cakupannya luas. Tidak hanya makanan, minuman, fashion dan lain-lain. Sebenarnya menyangkut seluruh aspek penunjang gaya hidup itu sangat luas," tambahnya.

Baca juga:
UT Surabaya Gelar Seminar Jelang Wisuda: Bergerak, Maju Bersama Bangun Bangsa

Dia juga menegaskan permintaan terhadap pasar halal sangat luar biasa mengingat mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim.

"Untuk industri halal ini, intinya adalah demand (permintaan) yang paling cocok. Karena demand untuk pasar halal luar biasa karena mayoritas muslim," pungkasnya.