Pixel Codejatimnow.com

Dampak Virus Corona, Ini Cerita Mahasiswa yang Dipulangkan dari China

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Achmad Supriyadi
Achmad Fitrianto saat di China
Achmad Fitrianto saat di China

jatimnow.com - Achmad Fitrianto (24), salah satu mahasiswa Indonesia yang dipulangkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dari China akibat penyebaran virus Corona.

Saat ditemui di rumahnya di Jalan arwana B-16 Perum Wisma Sooko Indah, Desa/Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, mahasiswa Unesa Surabaya yang mendapat beasiswa ke Tianjin University of Sport bercerita dirinya dan 5 temannya keluar dari China akibat merebaknya virus Corona di Wuhan.

"Berangkatnya dari Bandara Beijing tanggal 31 pukul 16.00 waktu China. Tiba tanggal 1 lalu istirahat di rumah keluarga di Jakarta. Baru pada tanggal 3 ke Surabaya naik kereta dari Jakarta. Istirahat di Surabaya dan tanggal 5 ke Mojokerto naik kereta Dhoho," katanya, Kamis (6/2/2020).

Ia adalah mahasiswa yang mendapat beasiswa dari Dinas Pendidikan Jawa Timur jurusan pendidikan olahraga atau sport education.

"Saya berangkat ke Tianjin pada 28 Agustus 2019 lalu. Tanggal 9 Februari nanti sebenarnya masuk ke semester genap atau semester 2. Saya maunya stay di asrama, tapi pihak kampus mulai heboh tanggal 28 Januari dan meminta mahasiswa internasional kembali ke negaranya masing-masing," jelasnya.

Achmad Fitrianto

"Saya sudah beli tiket tanggal 2, ternyata kampus menanggung tiket pulang pergi dimajukan ke tanggal 31 karena tanggal 2 terlalu lambat jadi kalau lambat efeknya bandara ditutup dari Indonesia ke China dan sebaliknya ditutup," imbuhnya.

Baca juga:
8 Atlet Kabupaten Kediri Dipanggil Dispora Jatim Persiapan Popnas 2024

Anto menjelaskan, kampusnya dengan Wuhan China berjarak 11 ribu kilometer. Saat virus Corona mulai menyebar di China, transportasi di Tianjin sepi.

"Tanggal 20 di Tianjin ada sekitar 5 orang terjangkit, setelah diperiksa orang itu habis berkunjung dari Wuhan. Informasinya tanggal 31 sudah 6 meninggal akibat virus Corona, sedangkan di Tianjin 80 orang meninggal. Sampai ini infonya 800 orang meninggal se-China," terangnya.

Putra pasangan dari Achmad Suyadi dan Sri Daryati Utami menjelaskan, situasi di Tianjin sepi seperti kota mati.

"Ketika virus itu menyebar, suasana Tianjin sepi, biasanya transportasi kayak taksi dan bus ramai tapi tidak ada sama sekali. Saat mendekat dengan orang China, dia menghindar kemungkinan takutnya terkena suspect," ujarnya.

Baca juga:
PSHT Bojonegoro Jaring 230 Atlet Pencak Silat, Agenda Apa?

Masih kata Anto yang juga atlet floorball ini, dirinya dan semua mahasiswa tidak diperbolehkan keluar dari kampus karena ditakutkan terjangkit virus corona.

"Dari informasi di China penyebaran virus itu yakni interaksi dengan orang dan lewat udara. Kalau penyebabnya saya tidak tahu, infonya karena makan kalelawar atau hewan yang tidak biasa dan bocoran praktek biologis di Wuhan, tapi pastinya tidak tahu," tukasnya.