Pixel Codejatimnow.com

Hari Anak Sedunia, Istri Bupati Ipin Galakkan Sekolah Terbuka

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Bramanta Pamungkas
Novita Hardini di sekolah terbuka Trenggalek
Novita Hardini di sekolah terbuka Trenggalek

jatimnow.com - Ketua Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa), Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini Mochamad, menggalakkan 'Sekolah Terbuka' dalam peringatan Hari Anak Sedunia, Rabu (6/11/2019).

Secara keseluruhan semua sekolah yang ada di Kabupaten Trenggalek diminta untuk melaksanakan sekolah terbuka dalam momen Hari Anak Sedunia.

Sekolah terbuka yang ada di SMPN 1 Gandusari dan SDN 1 Karanganyar, Kecamatan Gandusari dikunjungi oleh Novita Hardini bersama Ketua Darma Wanita Trenggalek, Lies Joko Irianto.

Mereka bersama mendeklarasikan sekolah ramah anak di SMPN 1 Gandusari dan SDN 1 Karanganyar.

"Sekolah terbuka ini adalah proses pembelajaran terbuka. Kenapa harus terbuka, karena berbicara di sekolah tentunya tidak hanya membahas sekolah formal saja yang isinya bersifat akademik. Tapi sekolah yang paling mengena dalam kehidupan itu sebenarnya adalah sekolah kehidupan," katanya dalam siaran pers yang diterima redaksi, Selasa (10/9/2019).

Baca juga:
Pelajar SD di Trenggalek Tenggelam usai Terseret Ombak di Pantai Damas

"Yang utama, mereka harus mempunyai lingkungan yang nyaman. Lingkungan yang nyaman ini membantu mereka untuk membentuk dan mampu menyerap hal-hal atau input-input yang dimasukkan dalam otak mereka," imbuhnya.

Dengan sekolah terbuka ini diharapkan ada pembelajaran yang dilakukan di luar kelas sehingga banyak udara dan oksigen yang terserap oleh otak dan bisa membantu menyerap pembelajaran yang diberikan.

Istri Bupati Trenggalek ini membenarkan jika dirinya tidak mempunyai kewenangan untuk memasukkan Sekolah Terbuka ini kedalam kurikulum sekolah.

Baca juga:
Polisi Gagalkan Penerbangan 135 Balon Udara dalam Tradisi Kupatan di Trenggalek

Namun Novita Nur Arifin mengaku mempunyai angan seperti apa kurikulum yang harus dimiliki oleh anak bangsa.

"Masalah kurikulum ini kewenangan Pemerintah Provinsi dan Pusat, saya hanya menaruhkan harapan yang dibutuhkan oleh para orang tua. Apabila saya tidak bisa berjuang melalui sekolah, paling tidak saya bisa berjuang melalui orang tua untuk menciptakan situasi kondusif di dalam rumah agar belajar di dalam rumah dalam suasana terbuka seperti ini dapat tetap dilakukan," jelasnya.