Pixel Codejatimnow.com

Kemarau Panjang, 10 Desa di Magetan Dilanda Kekeringan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Warga yang terdampak kekeringan di Magetan mendapat bantuan air bersih setiap hari
Warga yang terdampak kekeringan di Magetan mendapat bantuan air bersih setiap hari

jatimnow.com - Kemarau panjang yang masih melanda Jawa Timur, membuat sumber air 10 desa di Kabupaten Magetan tak lagi mengalir. Akibatnya, sekitar 11.407 warga di 10 desa dalam tiga kecamatan, mengalami krisis air bersih.

Kasie Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan Ferry Yoga Saputra mengatakan, tiga kecamatan itu adalah Kecamatan Parang, Lembeyan dan Karas.

"Warga di tiga kecamatan itu mendapat air bersih dari droping air yang kami lakukan, juga dari provinsi," tutur Ferry, Senin (14/10/2019).

Dari pendataan yang dilakukan BPBD Magetan, untuk di Kecamatan Parang, kekeringan melanda Desa Sayutan, Triono, Pragak dan Mategal. Sedangkan di Kecamatan Lembeyan terdapat di Desa Lembeyan Kulon, Lembeyan Wetan dan Kediren. Lalu di Kecamatan Karas terdiri dari Desa Kulon, Karas dan Sobontoro.

BPBD Magetan salurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringanBPBD Magetan salurkan bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan

Baca juga:
Kemarau Panjang, Produksi Garam Capai 311 Ribu Ton

"Data itu naik lebih 50 persen. Tahun 2018 lalu hanya tiga desa yang mengalami kekeringan, yaitu Desa Sayutan, Kuwon dan Karas. Yang terdampak hanya lima ribuan warga," jelasnya.

Ferry menyebut, dari perkiraan yang ada, kekeringan akan terjadi sampai minggu kedua bulan November 2019. Hal itu sesuai dengan prediksi BMKG yang diterima BPBD.

"Kemarau panjang disebut akibat fenomena meningkatnya suhu panas permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur," bebernya.

Baca juga:
Masuk Musim Hujan, 81 Desa di 17 Kecamatan di Lamongan Masih Alami Kekeringan

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di 10 desa tersebut, droping air bersih dilakukan setiap hari. Droping air bersih itu dilakukan, mulai dari BPBD daerah dan provinsi hingga para relawan peduli kemanusiaan.

"Setiap hari kami mengalirkan air bersih 16.000 liter ke wilayah terdampak kekeringan itu," tambahnya.