Pixel Codejatimnow.com

Pria Difabel asal Ngawi ini Sulap Paralon Bekas Jadi Lampu Hias

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Suwandi, difabel asal Ngawi sedang mengerjakan karya lampu hias dari paralon bekas
Suwandi, difabel asal Ngawi sedang mengerjakan karya lampu hias dari paralon bekas

jatimnow.com - Hidup dengan keterbatasan fisik, tak lantas membuat Suwandi berpasrah diri. Meski difabel atau menyandang lumpuh layu, pria 30 tahun itu tetap berjuang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

Di rumahnya di Desa/Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Suwandi tampak menggunakan tongkat kayu. Alat iniah yang membantunya berjalan dan beraktivitas setiap hari. Tangan Suwandi menenteng paralon besar. Tak lama, Suwandi duduk bersimpuh.

Tangannya kemudian menggapai gergaji untuk memotong beberapa batang paralon bekas. Tangannya mulai menggambar sebuah pola yang kemudia ia bor untuk dipasangi lampu hias hingga paralon bekas itu menjadi hiasan lampu hias yang indah.

"Ini lagi mengerjakan pesanan," kata Suwandi saat ditemuai jatimnow.com di rumahnya, Selasa (17/9/2019).

Sambil mengerjakan kerajinan itu, Suwandi mulai bercerita bahwa ia sudah lumpuh sejak kecil akibat penyakit polio yang dideritanya. Atas penyakit itu, olokan demi olokan ia terima dari teman-temannya. Namun, justru olokan itulah yang justru memompa semangatnya. Pelan-pelan ia mengasah kemampuannya dalam hal kerajinan.

Deretan lampu hias dari paralon bekas buatan SuwandiDeretan lampu hias dari paralon bekas buatan Suwandi

"Saya buat banyak kerajinan, mulai robot dari korek api, motor kaleng hingga tas dari pelepah pisang. Tapi yang saya tekuni membuat kerajinan dari paralon bekas ini," tutur Suwandi.

Baca juga:
Spoiler One Piece Episode 1092: Teka-teki Pulau Egghead dan Dr Vega Punk

Kerajinan lampu hias dari paralon bekas itu ditekuninya sejak beberapa tahun lalu, saat dirinya berhenti menjadi penjaga kos. Dia mulai mencoba kerajinan itu setelah mempelajari caranya di YouTube.

Tutorial yang dia pelajari dari YouTube, kemudian ia kembangkan dengan kreasi seni. Dengan imajinasi dan bakat seni yang ia miliki, ia pun menyulap paralon-paralon bekas menjadi lampu hias.

"Alhamdulillah banyak yang datang dan tertarik untuk membelinya," tambahnya.

Tidak hanya itu, kini ia mendapat banyak pesanan. Ada yang memesan lampu hias dengan pola tokoh kartun, kaligrafi, gambar binatang hingga mozaik.

Baca juga:
Gebyar Budaya Muhammadiyah di Surabaya Sampaikan Pesan Kebaikan lewat Karya Seni  

"Ada yang minta dibuatkan lampu. Tapi ada juga yang minta dibuatkan wadah pensil atau pulpen saja," ungkapnya.

Pesanan itu tidak hanya dari Ngawi saja, melainkan dari sejumlah kota di Jawa Timur bahkan dari Jakarta. Hasil karyanya itu dibandrol mulai Rp 50 ribu hingga ratusan ribu.

"Sebulan bisa menghasilkan lebih dari 100 kerajinan. Ini masih akan saya pasarkan lagi, agar semakin laku," tambahnya.