Pixel Codejatimnow.com

Diduga Didorong Temannya, Siswi SMP di Mojokerto Patah Tulang Kaki

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Achmad Supriyadi
Annisa Safitri mengalami patah tulang kaki diduga didorong teman sekolahnya di tangga
Annisa Safitri mengalami patah tulang kaki diduga didorong teman sekolahnya di tangga

jatimnow.com - Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Sooko mengalami patah tulang kaki setelah  diduga didorong oleh seorang temannya dari tangga.

Kejadian nahas yang menimpa Annisa Safitri (13) itu terjadi pada Jumat (6/9) lalu pukul 09.30 Wib, saat waktu istirahat pertama.

Waktu itu korban bersama teman beda kelasnya Bg (terduga) akan menuju ke kantin yang berada di lantai 1 sedangkan kelas mereka berada di lantai 2 SMPN 2 Sooko. Korban kelas VII C sedangkan terduga di kelas VII A.

"Posisi di tangga dari kelas mau ke kantin di bawah. Saat turun di undak-undakan (mata tangga) ke 4, ia ada dibelakang saya. Sebelum saya didorong bilang ayo cepat, lalu tiba-tiba didorong," kata korban saat ditemui, Jumat (13/9/2019).

Saat kejadian tersebut, didepannya ada seorang temannya juga dan dibelakang terduga ada seorang temannya.

"Di depan saya ada Luki di belakang Bg ada Rafli. Waktu turun, rok yang saya kenakan saya cincing," cerita korban saat ditemui di rumahnya di Dusun Modongan RT 2 RW 04, Desa Modongan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Kejadian tersebut membuat korban dibawa ke ruang UKS sekolah dan mendapat perawatan sementara dari teman-temannya dan seorang guru BK.

"Saat jatuh ada guru di depan saya, lalu dipijet sama guru lalu dibawa ke UKS. Saya tidak tahu kenapa Bg mendorong saya, sebelum mendorong saya dijambak. Saat jatuh itu saya kesakitan dan menangis," ujarnya.

Ia berharap, dirinya segera sembuh dan bisa sekolah kembali untuk menimba ilmu.

Baca juga:
Tukang asal Surabaya Tewas Terpeleset dari Lantai Dua

Kakak korban, Agus Sucipto (23) menjelaskan dirinya datang ke sekolah setelah diberitahu jika adik terjatuh dan kesakitan.

"Lalu adik saya bawa pulang kerumah dulu. Baru dibawa ke rumah sakit Wahidin bersama Bu Nis guru BK adik saya. Guru adik saya meminta kartu KIS keluarga agar biayanya tidak terlalu besar," katanya.

Sudah sepekan terakhir, pihak sekolah belum ada yang menjenguk ke rumah korban. Gurunya hanya datang kerumah sakit menyarankan menggunakan KIS.

"Kalau pihak yang mendorong adik saya sudah kesini dua kali dan memberi bantuan senilai Rp 150 ribu dan Rp 300 ribu. Namun pihak sekolah belum kesini sama sekali, hanya guru BK itu kesini dan meminta kartu KIS saja," ungkapnya.

Agus menyayangkan sikap sekolah yang seperti tidak tanggung jawab atas kejadian yang menimpa adiknya. Bahkan, pihak sekolah akan memberikan sangsi kepada adiknya jika ada kejadian terulang yang menimpa siswa lainnya.

Baca juga:
Pelajar asal Sulsel Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gedung Sekolah di Sidoarjo

"Adik saya akan diberi sangsi jika ada kejadian seperti ini oleh sekolah. Ya keluarga meminta pertanggung jawaban dari sekolah, adik saya seharusnya di operasi kok tiba-tiba disuruh pulang dari rumah sakit, itu juga menjadi pertanyaan bagi kami," tandasnya.

Humas SMPN 2 Sooko, Subai menjelaskan pihaknya tidak langsung membawa korban ke rumah sakit karena tidak merasa kesakitan bahkan tertawa.

"Waktu itu tidak langsung dibawa ke rumah sakit karena anaknya tidak merasa kesakitan yang lebih. Penyebabnya ini tidak tahu, apa didorong apa keserimpet rok juga tidak tahu," katanya.