Pixel Codejatimnow.com

Begini Cara Petani di Tulungagung Atasi Serangan Hama Tikus

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Bramanta Pamungkas
Warga menyiram air sarang hama tikus di area sawah
Warga menyiram air sarang hama tikus di area sawah

jatimnow.com - Puluhan petani di Tulunggung memburu hama tikus yang merusak sawah mereka, Selasa (2/7/2019). Dengan di bantu oleh anggota TNI perburuan hama tikus ini diberi nama geropyok tikus.

Geropyok tikus ini dengan cara mengaliri lubang persembunyian hewan pengerat dengan air, sehingga tikus keluar dari sarangnnya.

Ketua kelompok tani Kutoanyar, Agus Heri Purwanto menuturkan, hama tikus ini merusak tanaman padi yang baru berusia 7 hingga 14 hari. Mereka menyerang bagian batang tanaman yang baru ditanam petani. Akibatnya petani terpaksa mengganti tanaman dan bibit padi dengan yang baru.

"Kalau hama ini dibiarkan bisa menyerang tanaman padi saat memasuki usia panen," ujarnya, Selasa (2/7/2019).

Serangan hama tikus ini selalu terjadi setiap musim tanam. Petani sudah berupaya mengendalikan hama ini dengan memberikan obat obatan berupa racun tikus. Namun populasi hama ini terlalu besar sehingga petani kewalahan. Geropyokan tikus ini merupakan salah satu cara pengendalian hama yang dinilai sangat efektif.

Baca juga:
Kondisi Terkini Bayi Kembar Siam di RSUD dr Iskak Tulungagung

"Jika dilakukan secara berkelanjutan ini sangat efektif untuk mengurangi populasi hama tikus," imbuhnya.

Sementara itu, petugas Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Tulungagung, Suhartoyo menjelaskan serangan hama tikus ini terjadi merata di seluruh wilayah. Namun serangan ini masih berada di bawah batas ambang wajar, dan masih bisa ditangani.

"Melalui geropyokan ini salah satu caranya, jadi masih bisa ditangani," terangnya.

Baca juga:
RSUD dr Iskak Tulungagung Terima Rujukan Bayi Kembar Siam

Adanya pola penanaman yang tidak serempak membuat serangan hama tikus cepat meluas. Para petani diimbau untuk menerapkan pola tanaman serempak, untuk mengurangi dampak serangan tikus. Mereka juga diharapkan bisa melakukan geropoyokan tikus secara berkelanjutan, agar hama ini tidak cepat menyebar.

"Bisa juga dengan melepaskan beberapa predator alami tikus seperti burung hantu maupun ular sawah," jelasnya.