Pixel Codejatimnow.com

Anak Tukang Bangunan ini Jadi Lulusan Terbaik di STIE Perbanas

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Tanza Dona Pertiwi saat bertmu orangtua usai diwisuda
Tanza Dona Pertiwi saat bertmu orangtua usai diwisuda

jatimnow.com - Anak seorang tukang bangunan berhasil menjadi lulusan terbaik pada Program Studi Sarjana Ekonomi Syariah di STIE Perbanas Surabaya.

Tanza Dona Pertiwi punya cerita berkesan kuliah di STIE Perbanas Surabaya. Berangkat dari Pacitan, putri kedua pasangan Kardiono dan Suratun ini berasal dari keluarga kurang mampu.

Meski ayahnya berprofesi sebagai tukang bangunan dan ibunya bertani, hal itu tidak menyurutkan Tanza meraih cita-citanya. Berkat program beasiswa yang diperoleh dari kampus STIE Perbanas Surabaya, ia berhasil menjadi Lulusan Terbaik Program Studi Sarjana Ekonomi Syariah angkatan pertama.

"Motivasi terbesar kuliah ini saya ingin mengangkat derajat orangtua. Alasan memilih ekonomi syariah karena saya ingin ikut berperan sebagai generasi yang mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia," ungkap Tanza Dona Pertiwi, Senin (24/6/2019).

Selain berhasil menjadi lulusan terbaik, Tanza yang saat ini juga sudah bekerja di Bank Central Asia (BCA) sebagai Admin Support itu juga sedang mengembangkan bisnisnya bersama kedua temannya Nia Anista dan Ristria Rendrarini yakni membuat produk sereal mangga yang berkhasiat mengobati Diare.

Selain itu, ia juga prestasi meraih Pendanaan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2019, Juara 1 Esaay Competition di Perpustakan STIE Perbanas Surabaya, Juara 3 Bussines Plan Competition oleh FISIP Unair, dan Besk Dest Evaluation PKM Internal STIE Perbanas Surabaya.

Terlebih saat perayaan wisudanya, Tanza tampak sangat terharu atas pencapaiannya. Peraih IPK 3,68 itu mengaku tak kuasa menahan air mata, mengingat perjuangannya selama berkuliah.

Baca juga:
Gandeng IAI Jatim, UHW Perbanas Gelar Konferensi Regional Akuntansi 2022

"Enggak pernah menyangka bisa jadi wisudawan terbaik Ekonomi Syariah. Saya juga enggak nyangka bisa kuliah di sini dengan kondisi kami serba kekurangan dengan bapak tukang bangunan, ibu cuma petani," kata Tanza.

Tanza berkuliah dengan bantuan beasiswa penuh dari kampus hanya dengan waktu 3,5 tahun. Meski tak pernah memiliki komputer untuk mengerjakan tugas kuliah, tapi itu bukan halangan. Nyatanya, masih ada teman baik yang bersedia meminjamkan komputer untuknya.

"Meski ayah bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu, sehari-hari bertani. Kalau mau mencapai cita-cita harus mengabaikan sifat minder dan gengsi," kata Tanza seraya mengusap matanya yang mulai berkaca-kaca.

Baca juga:
Dorong Peningkatan Mutu, UHW Perbanas Latih Kompetensi Pendidik di Surabaya

Sementara itu, Ketua STIE Perbanas Surabaya, Yudi Sutarso, mengakui kampus yang dipimpinnya saat ini turut mempedulikan anak kurang mampu untuk berkuliah melalui Program Beasiswa.

"Pemberian Beasiswa ini runtin diberikan setiap tahun kepada sejumlah mahasiswa. Hal ini selaras dengan cita-cita bangsa Indonesia untuk mencerdaskan anak bangsa di bidang pendidikan," kata Yudi Sutarso.

Keharuan dan kesan mendalam pun semakin tampak ketika Tanza Dona Pertiwi menyampaikan seikat bunga kepada kedua orangtuanya. Segenap wisudawan hingga tamu undangan hadir larut dengan suasana yang penuh kebanggaan kepada sosok orangtua.