Pixel Codejatimnow.com

Penumpang Bus Ekonomi Tujuan Surabaya dan Jakarta Menumpuk di Ponorogo

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Para penumpang bus ekonomi menumpuk di Terminal Seloaji Ponorogo
Para penumpang bus ekonomi menumpuk di Terminal Seloaji Ponorogo

jatimnow.com - Sejumlah penumpang tujuan Surabaya dan Jakarta mulai terlihat di Terminal Seloaji Ponorogo, Sabtu (8/6/2019) pagi. Bus armada arus balik yang telat datang ke terminal ini membuat para penumpang menumpuk.

Informasi yang didapat jatimnow.com di lapangan menyebut, penumpukan penumpang terjadi mulai pukul 09.00 Wib. Dan hingga pukul 15.45 Wib, para penumpang bus tujuan Surabaya maupun Jakarta itu masih berjubel menunggu kedatangan bus.

"Belum ada bus ke Surabaya. Walaupun ada, pasti berebutan dengan penumpang lain," ungkap salah satu penumpang bus, Bimo Adi Wijaya.

Ia mengaku masih menunggu bus ekonomi tiba di terminal tersebut. Menurutnya, bus ekonomi harganya miring sesuai dengan isi kantongnya.

"Bus patas masih mahal mbak. Yang patas Rp 100 ribu, kalau biasa (ekonomi) kan hanya Rp 30 ribu," jelas Bimo.

Ia berharap ada armada bus tambahan yang disediakan. Apalagi semakin sore semakin banyak perantau yang ingin kembali ke tempat perantauannya.

Baca juga:
Mobil Pemudik Terbakar di Trenggalek

Sementara, Staff Terminal Seloaji Ponorogo, Endro Dwinoto mengatakan, penumpukan penumpang ini bukan karena jumlah armada busnya kurang. Melainkan karena banyak bus yang terjebak kemacetan di jalan.

"Kami dapat informasi armada bus menuju ke sini terjebak macet di jalan dari pemberangkatan Surabaya," papar Endro.

Selain dari Ponorogo, lanjutnya, penumpang juga berasal dari Madiun. Karena ada yang sengaja naik bus dari Madiun untuk mendapatkan kursi bus ke Surabaya.

Baca juga:
Jumlah Kecelakaan di Pasuruan Menurun Selama Musim Mudik-Balik 2019

Menurutnya, sebenarnya Pengelola Terminal Seloaji sudah menambah armada sekitar 5 unit yang disediakan untuk tujuan Surabaya dan 10 untuk dengan tujuan Jakarta.

"Kan yang kami sediakan itu bus pariwisata. Mereka memilih menunggu yang ekonomi. Ya mau gimana lagi," pungkasnya.